Minggu, 17 Juni 2012

Cara Membuat Anak Nyaman ke Dokter

BANYAK anak yang merasa takut saat diajak mengunjungi dokter karena persepsi negatif tentang dokter. Padahal, pemeriksaan kesehatan merupakan kegiatan yang penting bagi perkembangan dan pertumbuhan anak. Bagaimana mengatasinya?

Pergi ke klinik atau rumah sakit untuk diperiksa oleh dokter, bagi anak bisa menjadi pengalaman seru atau malah traumatis. Hal itu sangat tergantung bagaimana Anda mempersiapkan si buah hati. Seringkali, sesampainya di ruangan dokter anak malah menangis histeris, minta pulang atau bahkan berlari keluar.

Tentunya Anda tidak ingin hal itu terjadi pada anak. Karena, persoalan perawatan kesehatan merupakan hal penting. Jika tidak, si kecil tentu akan mengalami gangguan terhadap organ vitalnya. Karena itu, sebelum memeriksakan anak ke dokter, orang tua sebaiknya lakukan beberapa persiapan. Diantaranya memberikan pemahaman tentang kesehatan terutama soal pentingnya memeriksakan diri ke dokter pada anak.

Sebelumnya, yang paling penting adalah apabila Anda terbiasa mengancam anak dengan mengatakan akan membawanya ke dokter supaya disuntik, maka mulai saat ini hentikan sikap tersebut. Ancaman yang tidak jelas seperti, ”Kalau kamu enggak makan, nanti Ibu laporin dokter, lo!” juga membuat persepsi anak tentang dokter menjadi negatif. Oleh karenanya sekali lagi, jangan menciptakan citra buruk tentang dokter.

Seperti juga pengalaman Marcela Jones, seorang profesor Bahasa Inggris di Washington DC, Amerika Serikat. Dia menceritakan kalau putrinya yang berusia 3 tahun, Amalia, mulai berteriak kencang segera setelah mereka masuk ke ruangan dokter. Jones menuturkan, anaknya tersebut mulai takut dengan dokter sejak pemeriksaan rutin dua tahun lalu.

Biasanya, Amalia menjalankan suntikan imunisasi secara berkala lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan darah. ”Kami harus menahannya dengan tiga orang,” kata Jones. ”Sebuah hal yang mengerikan,” lanjutnya.

Apa yang seharusnya orangtua lakukan dengan kondisi tersebut? Jones tahu dia tidak mau lagi hal itu terjadi dan mulai membicarakan kepada buah hatinya mengapa orangtua membawa anak-anaknya ke dokter dan apa yang biasanya terjadi di dalam ruangan.


Karen Stephens MS, seorang pendidik anak usia dini di Illinois State University, Amerika Serikat dan penulis buku “The Complete Parenting Exchange Library” mengungkapkan, karena anak tidak mengerti apa yang terjadi saat pemeriksaan dokter, karenanya orangtua musti menjelaskannya secara detil apa saja yang terjadi di sana. Kegiatan pemberian informasi ini sangat penting bagi anak.

”Sering kali memang yang terlihat lebih banyak rasa takut,” katanya. ”Karena anak-anak tidak tahu apa yang mereka harapkan (di ruangan dokter tersebut),” terangnya.

Atau, kadang-kadang anak memiliki pemikiran yang salah tentang perawatan medis. Jika mereka pernah melihat acara televisi soal kegiatan di rumah sakit misalnya, mereka selalu mengaitkan dokter dengan trauma dan cedera fatal. Karena itu, untuk memerangi ketakutan anak-anak, orang tua harus menjelaskan apa yang akan terjadi ketika mereka mengunjungi dokter. Penjelasan yang mungkin membantu contohnya kegunaan stetoskop dokter yang digunakan untuk mendengarkan hati anak yang mungkin merasa sakit, atau alat pendeteksi lidah yang bisa menolong dokter untuk melihat tenggorokan yang mungkin pertanda penyakit tertentu.

Orangtua juga harus menjadi contoh yang baik agar anak bisa belajar soal ini. ”Banyak proses perkembangan anak-anak harus dilalui dengan cara menakutkan terlebih dahulu,” kata Stephens. ”Tetapi ketika anak-anak cukup berani untuk menghadapi meja dokter sendiri, orangtua tak perlu sungkan untuk menyemangatinya ‘Kamu bisa melakukannya’,” tuturnya.

Mendapatkan perawatan medis, jelas Stephens, merupakan keterampilan hidup lain yang penting bagi seseorang. ”Tapi kalau anakanak merasakan kegugupan orangtuanya, mereka juga akan menafsirkan kalau mengunjungi dokter sebagai sebuah kesepakatan yang paling besar (untuk mendapatkan bantuan medis),” ungkapnya.

Setelah itu? ”Saya tidak terlalu suka dengan pemberian barang seagai hadiah,” kata Stephens. ”Tapi saya termasuk penggemar berat untuk menjalankan sesuatu yang menyenangkan bersama-sama sebagai sebuah komplimen,” ujarnya. “Yang terpenting adalah bagaimana Anda mengungkapkan kebahagian tersebut,” terangnya lagi.

“Misalnya dengan mengatakan,‘Ayo nak, kita pergi jalan-jalan untuk merayakan keberanian kamu (pergi ke dokter) dan kerjasama kita selama ini’. Karena, terus terang, ketika saya melakukan sesuatu yang menantang, saya ingin merayakannya bersama yang tersayang,” tandas Stephens.

Untuk itu, Stephens memberikan sejumlah tips agar anak tidak takut saat mengunjungi dokter.
Pertama, belilah permainan dokter-dokteran dan biarkan anak bermain memeriksa binatang peliharaan, boneka atau bahkan Anda laksana seorang dokter.

Lalu, berikan buku-buku bergambar yang menunjukkan apaapa saja yang terjadi selama kunjungan ke dokter. Orangtua diharapkan tidak berbohong. Ya, suntikan memang akan menyakiti, namun katakan kepada buah hati bahwa ini akan berakhir dengan cepat dan pentingnya perawatan medis untuk kesehatan jangka panjang. ”Jangan bohong, kalau suntikan itu tidak akan sakit,” tegas Stephens. Lalu, hangatkan jiwa anak anak. Bawa juga si bungsu saat kakaknya melakukan pertemuan dengan dokter secara berkala.

”Jadi mereka terbiasa dengan rutinitas. Ajak juga anak-anak menemani Anda saat Anda mengunjungi dokter. Biarkan mereka melihat apa yang terjadi dan bagaimana Anda bereaksi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aprudin, S.Pd.I

Foto saya
Medan, Sumatera Utara, Indonesia
"Banggalah pada dirimu sendiri, Meski ada yang tak menyukai. Kadang mereka membenci karena Mereka tak mampu menjadi seperti dirimu, dan bersyukurlah karena orang yang selalu menemukan alasan untuk bersyukur adalah orang yang jauh lebih kuat dari pada orang yang selalu mencari alasan ‘tuk mengeluh". ""el éxito siempre estará con nosotros"