Ini adalah sebuah ritual pemakaman yang sangat sadis dan tidak
berperikemanusiaan. Betapapun orang sudah tidak bernyawa lagi mestinya
jasad tersebut tetap harus di hormati sebagai sesama manusia. Ritual
pemakaman seperti ini dapat di jumpai di Tibet, di mana orang yang telah
meninggal di taruh di suatu tempat agar di makan oleh burung bangkai
atau yang sering kita kenal dengan burung Nasar.
Ritual pemakaman seperti ini di sebut sebagai "pemakaman langit" oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini bahwa setiap orang yang meninggal akan mengalami sebuah reinkarnasi. Atas dasar tersebut mereka mempercayai proses reinkarnasi akan berjalan sebagaimana mestinya apabila jasadnya di berikan kepada burung nasar untuk di makan sebagai persembahan suci.
Masyarakat setempat melakukan ini jika seseorang meninggal pada usia di bawah 18 tahun atau pada perempuan yang sedang hamil dan orang yang meninggal karena terserang penyakit menular. Konon mereka percaya bahwa jika jasad tersebut di mangsa oleh burung Nasar maka ruhnya akan mendiami tempat-tempat yang mulia. Mereka akan membiarkan jasad di mangsa oleh burung nasar hingga tersisa tulang-tulang saja.
Pada saat salah seorang anggota keluarga meninggal selama tiga hari mereka akan berdoa dan melafadzkan mantera-mantera. Setelah itu mayat di bawa ke sebuah pegunungan sebelum di biarkan mayat tersebut di mangsa oleh burung nasar mereka menyayat daging mayat dengan pisau tajam, setelah itu mayat di biarkan di cabik dan dikuliti oleh burung nasar hingga tersiasa tulang.
Hanya dalam beberapa menit ratusan burung nasar menyantap habis daging mayat tersebut dan hanya menyisakan tulang. Setelah itu tulang-tulang yang berserakan di kumpulkan dan di hancurkan dengan kapak. Setelah tulang-tulang terpotong kecil-kecl mereka campur dengan makanan yang di sebut "tsampa" setelah itu campuran ini di berikan kembali kepada burung nasar hingga habis tak tersisa
Namun ada keganjilan dalam foto-foto ini, bahwa bisa jadi ini adalah merupakan sebuah pembunuhan, Kita bisa melihat jasad dengan tangan dan kaki yang terikat. Pertanyaannya, jika dia sudah meninggal kenapa harus diikat..?
Kita berharap ajaran seperti ini tidak masuk ke Indonesia
Ritual pemakaman seperti ini di sebut sebagai "pemakaman langit" oleh masyarakat setempat. Mereka meyakini bahwa setiap orang yang meninggal akan mengalami sebuah reinkarnasi. Atas dasar tersebut mereka mempercayai proses reinkarnasi akan berjalan sebagaimana mestinya apabila jasadnya di berikan kepada burung nasar untuk di makan sebagai persembahan suci.
Masyarakat setempat melakukan ini jika seseorang meninggal pada usia di bawah 18 tahun atau pada perempuan yang sedang hamil dan orang yang meninggal karena terserang penyakit menular. Konon mereka percaya bahwa jika jasad tersebut di mangsa oleh burung Nasar maka ruhnya akan mendiami tempat-tempat yang mulia. Mereka akan membiarkan jasad di mangsa oleh burung nasar hingga tersisa tulang-tulang saja.
Pada saat salah seorang anggota keluarga meninggal selama tiga hari mereka akan berdoa dan melafadzkan mantera-mantera. Setelah itu mayat di bawa ke sebuah pegunungan sebelum di biarkan mayat tersebut di mangsa oleh burung nasar mereka menyayat daging mayat dengan pisau tajam, setelah itu mayat di biarkan di cabik dan dikuliti oleh burung nasar hingga tersiasa tulang.
Hanya dalam beberapa menit ratusan burung nasar menyantap habis daging mayat tersebut dan hanya menyisakan tulang. Setelah itu tulang-tulang yang berserakan di kumpulkan dan di hancurkan dengan kapak. Setelah tulang-tulang terpotong kecil-kecl mereka campur dengan makanan yang di sebut "tsampa" setelah itu campuran ini di berikan kembali kepada burung nasar hingga habis tak tersisa
Namun ada keganjilan dalam foto-foto ini, bahwa bisa jadi ini adalah merupakan sebuah pembunuhan, Kita bisa melihat jasad dengan tangan dan kaki yang terikat. Pertanyaannya, jika dia sudah meninggal kenapa harus diikat..?
Kita berharap ajaran seperti ini tidak masuk ke Indonesia
Terlihat dalam salah satu foto bagaimana jasad tidak berdaya tersebut di
hancurkan dengan palu, mungkin untuk lebih mempermudah bagi burung
nazar dalam memangsa jasad tersebut. Terlihat juga dalam foto-foto ini
bagaimana mayat ini disayat hingga terlihat seperti layaknya binatang
yang disembelih dan siap dipotong-potong.
Sebagai manusia kita harus menghormati sesama manusia baik ketika masih hidup atau
sudah meninggal adalah sesuatu yang harus dilakukan dengan tetap
memuliakan dan menghormatinya, sedangkan caranya masing-masing orang
mempunyai cara yang berbeda tergantung keyakinan mana yang diikutinya.
Tuhan telah memilihkan keyakinan yang terbaik untuk
umatnya
realifact.blogspot.com
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK
LAINNYA:
Perempuan Iran Sebelum Revolusi Islam
Asstagfirullahh, sungguhh sedikitpun tak punya hati nurani, walaupun sudah tak bernyawa apa salah nya tetap menghormati, smga amal ibadahnya diterima disisi tuhan
BalasHapusamiennnnnnn
Hapus