1. Masjid Jame’ Asr atau Masjid Bandar Seri Begawan di Brunei
Masjid ini memiliki 29 kubah yang terbuat dari emas murni 24 karat. Bangunan yang terletak di tengah taman yang asri ini mempunyai luas hampir 2 hektar lebih. Keseluruhan kawasan masjid ini dipagari dengan kisi-kisi besi dengan panjang kira-kira 1.082 km. Terdapat lima pintu masuk ke lokasi ini, disamping dua pintu khusus untuk keluarga kerajaan dan tamu negara.
Masjid ini memiliki 4 menara yang masing-masing tingginya 189 kaki, dimana ada sekitar 297 anak tangga pada setiap menara tersebut. Melalui menara ini, pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dan juga pemandangan Bandar Seri Begawan dan Kampong Ayer.
2. Masjid Al-Askari di Samarra, Irak
Masjid Al-Askari merupakan masjid syiah yang di bangun pada tahun 944 M. Masjid ini terletak di kota Samarra, Irak. Namun sayangnya masjid ini hancur pada bulan Februari 2006 akibat tidak langung dari invasi Amerika Serikat ke Irak.
3. Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina
Masjid
Qubbah As Sakhrah atau di kenal dengan Dome of the Rock dibangun pada
sekitar tahun 690M oleh Abdul Malik bin Marwan yang merupakan salah satu
raja dalam bani Umayah dan kemudian diikuti dengan pembangunan Masjidil
Aqsha yang selesai pada tahun 710M.
Masjid ini
dahulu-mungkin juga sampai sekarang- di anggap sebagai masjid Al Aqsha.
Klarifikasi hal ini dapat di lihat pada blog Harry Sufehmi. Sebagian
orang juga menganggap bangunan ini bukanlah masjid melainkan hanya
tumpukan batu besar.
Masjid
Suneri memiliki 3 kubah emas. Satu kubah utama, 2 lainnya di sisi kanan
dan kiri. Masjid ini didirikan oleh Nawab Syed Bhikari Khan, anak Wakil
Gubernur Lahore pada tahun 1753 M.
Tahun
1928, begitu mendapat uang dari Kongsi Dagang Inggris sebanyak SGD
3000, Sultan Singapura langsung merenovasi sebuah masjid yang ada di
kawasan Little India. Perubahan antara lain juga dengan mengganti kubah
lama dengan kubah emas. Masjid ini segera menjadi masjid terbesar di
Singapura, dari sekitar 80-an masjid yang ada.
Lain
halnya di Singapura. Seberapapun besar masjid dibangun di sini, tak 1
dB-pun bunyi adzan boleh dilantunkan. “Menganggu ketenangan,” kata
seseorang. Meski muslim perlu pengingat sholat yang unik seperti adzan,
tapi karena pemerintah tidak memahami esensi “adzan” maka adzan dilarang
bunyi. Karena minoritas maka muslim di Singapura diam saja. Bergeming.
Diam juga pilihan dan mereka membunyikan adzan lewat speaker dalam
ruangan masjid saja: tak sampai keluar.
Satu-satunya
(mungkin) masjid yang boleh membunyikan adzan adalah masjid Sultan di
sekitar Arab Street. Masjid Sultan adalah masjid tertua kedua di
Singapura dan dikategorikan national heritage. Oleh sebab itu, ia
mendapat perkecualian.
Brunei
memiliki 2 masjid yang berkubah emas. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin
adalah yang didirikan pertama kali. Mulai digunakan tahun 1958, masjid
ini terletak di tengah danau buatan yang bersih. Kubahnya terbuat dari
emas 24 karat. Biaya pembangunannya menghabiskan USD 5 juta. Pada
zamannya, Masjid Sultan Omar Ali diperhitungkan sebagai salah satu
bangunan terindah di dunia.
Masjid
dengan kubah emas yang terbaru adalah Masjid Dian Al Mahri yang
letaknya di Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung, Kelurahan
Limo, Kecamatan Cinere, Depok. Masjid ini mulai di bangun pada tahun
1999, dan di resmikan pada bulan April tahun 2006. Masjid ini merupakan
milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian Djurian Maimun Al-Rasyid,seorang
pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik Islamic Center Yayasan Dian
Al-Mahri.
Masjid ini luas bangunannya mencapai
8.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 70 hektare. Secara
umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid di Timur
Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan
penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan
obelisk, untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri
lainnya adalah gerbang masuk berupa portal dan hiasan geometris serta
obelisk sebagai ornamen.
Halaman dalam berukuran 45
x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara (minaret)
berbentuk segi enam, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi 40
meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari
Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis
mozaik emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang
banyak digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah
melambangkan rukun Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24
karat yang materialnya diimpor dari Italia.
Pada
bagian interiornya, ada pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna
menciptakan skala ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna
monokrom dengan unsur utama warna krem. Materialnya terbuat dari bahan
marmer yang diimpor dari Turki dan Italia. Di tengah ruang, tergantung
lampu yang terbuat dari kuningan berlapis emas seberat 2,7 ton, yang
pengerjaannya digarap ahli dari Italia.
Di sekitar
masjid dibuat taman dengan penataan yang apik dan detail. Selain taman,
juga dibangun rumah tinggal sang pendiri masjid dan gedung serbaguna
yang menjadi tempat istirahat para pengunjung .Sedangkan untuk parkir,
disiapkan lahan seluas 7.000 meter persegi yang mampu menampung
kendaraan 300 bus atau 1.400 kendaraan kecil.
Untuk
mencapai lokasi ini cukup mudah, dapat digunakan angkutan umum dari
terminal depok ( nomor 03) yang menuju parung bingung. Dari sini bisa
menggunakan ojek menuju jalan Meruyung. sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar