Calon bayi bisa saja sakit-sakitan karena dipengaruhi kondisi sang ibu
di masa kehamilan, terutama bagi ibu dengan obesitas. Meski pola
makannya sehat, kesehatan calon bayinya belum tentu terjamin. Oleh
karena itu menurut sebuah studi baru, lebih baik menurunkan berat badan
terlebih dahulu sebelum hamil.
"Kita bisa lihat ada lemak terasing di dalam plasenta ibu dengan obesitas, padahal lemak ini seharusnya disalurkan pada calon bayi untuk menopang pertumbuhannya.
Bagian yang menyuplai nutrisi dalam plasenta ibu obesitas sendiri besarnya separuh dari penyuplai nutrisi milik ibu dengan berat badan normal, bahkan jika keduanya memiliki pola diet sehat yang sama," kata Yuan-Xiang Pan, ahli epigenetika dan profesor nutrisi di University of Illinois.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology of Reproduction ini, Pan bersama koleganya, Rita Strakovsky menyalahkan apa yang ia sebut sebagai lingkungan 'obesogenik' dari sang ibu, termasuk peningkatan trigliserida, hormon leptin dan jumlah asam lemak non-esterifikasi (NEFA) yang bersirkulasi di dalam tubuh ibu hamil yang mengalami obesitas.
Kadar trigliserida dan NEFA dalam tubuh ibu obesitas hampir dua kali lipat, meski mengonsumsi diet sehat selama kehamilan. "Saran saya adalah turunkan berat badan dulu sebelum Anda hamil," kata Pan seperti dilansir dari The Times of India, Selasa (17/4/2012).
Ibu obesitas pun cenderung melahirkan bayi yang 17 persen lebih kecil dari berat idealnya. Konsekuensinya, bayi itu akan lebih rentan terhadap berbagai penyakit, mungkin hingga seumur hidupnya, tambahnya.
"Kita bisa lihat ada lemak terasing di dalam plasenta ibu dengan obesitas, padahal lemak ini seharusnya disalurkan pada calon bayi untuk menopang pertumbuhannya.
Bagian yang menyuplai nutrisi dalam plasenta ibu obesitas sendiri besarnya separuh dari penyuplai nutrisi milik ibu dengan berat badan normal, bahkan jika keduanya memiliki pola diet sehat yang sama," kata Yuan-Xiang Pan, ahli epigenetika dan profesor nutrisi di University of Illinois.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Biology of Reproduction ini, Pan bersama koleganya, Rita Strakovsky menyalahkan apa yang ia sebut sebagai lingkungan 'obesogenik' dari sang ibu, termasuk peningkatan trigliserida, hormon leptin dan jumlah asam lemak non-esterifikasi (NEFA) yang bersirkulasi di dalam tubuh ibu hamil yang mengalami obesitas.
Kadar trigliserida dan NEFA dalam tubuh ibu obesitas hampir dua kali lipat, meski mengonsumsi diet sehat selama kehamilan. "Saran saya adalah turunkan berat badan dulu sebelum Anda hamil," kata Pan seperti dilansir dari The Times of India, Selasa (17/4/2012).
Ibu obesitas pun cenderung melahirkan bayi yang 17 persen lebih kecil dari berat idealnya. Konsekuensinya, bayi itu akan lebih rentan terhadap berbagai penyakit, mungkin hingga seumur hidupnya, tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar