Korban awalnya percaya begitu
saja ketika ditawari tumpangan oleh kelompok penculik. Lelaki malang itu
berjalan sendirian di Birchenough Bridge, sekitar tengah malam. Itu
adalah kawasan bisnis di pinggir Mutare, kota terbesar ketiga di
Zimbabwe.
Mereka saat itu berjalan-jalan dengan mobil Mercedez
Benz. "Sejam kemudian, dalam perjalanan ke Mutare, pengemudi keluar dari
jalur, dan saat korban bertanya mau dibawa ke mana, mereka bilang ingin
cari makanan," kata Clean saat mengulangi pengakuan korban.
"Si
tentara kemudian minta berhenti, dan ingin turun dari mobil, namun
pengemudi malah keluarkan pisau mengancam dia. Seorang dari dua
perempuan lalu menutupi mata korban dengan ikatan kain," Clean
melanjutkan.
Korban pun menyerah. Setelah tak lagi berdaya,
mereka lalu menggasak harta bendanya. Sebuah ponsel dan uang setara
US$35 disikat. Tak hanya itu, mereka melucuti pakaian korban.
Dibawa
ke suatu rumah, korban lalu diancam lagi. Kali ini lebih gawat: kalau
mau selamat penuhi dulu kebutuhan birahi salah seorang dari dua
perempuan yang menculiknya. Bukan cuma sekali, tapi berkali-kali.
"Maka,
selama empat hari berikut, dia dipaksa 'berhubungan intim' dengan salah
seorang perempuan selama beberapa kali," kata Clean. Setelah tak lagi
dibutuhkan, empat hari kemudian, atau pada 23 April 2013, lelaki naas
itu dicampakkan di Pegunungan Dangamvura.
Menurut Clean, para
pelaku cukup brutal. Korban sengaja dibuang di sana agar mati. Soalnya,
kaki kiri korban sengaja dilukai dengan lemparan batu sehingga sulit
berjalan. Namun, sebagai tentara, korban mampu bertahan hidup. Dia
berhasil melaporkan kemalangannya ke kantor polisi terdekat, di Sakubva.
Tak bisa dijerat hukum?Tentu, fenomena
perempuan perkosa lelaki menyentak dunia yang penuh patriarki. Sejumlah
kasus, walaupun kontroversial, sudah masuk kajian ranah akademis. Watch
Ruparanganda, profesor sosiologi dari Universitas Zimbabwe, menilai ada
kalangan masyarakat di negaranya yang menggunakan sperma orang lain
untuk tujuan ritual. Ada yang bilang itu untuk "juju," yaitu ritual
membawa nasib baik dengan menggunakan saripati sperma.
Ada
kepercayaan sperma bisa digunakan untuk regenerasi kehidupan, karena
unsur itu adalah sumber hidup secara biologis. “Beberapa kalangan merasa
nasib buruk akan hilang dengan memakai cairan itu," kata Ruparanganda,
yang dikutip
CNN. Ada pula yang percaya memakai sperma akan membawa bisnis jadi untung. Atau jadi jimat bagi penjahat agar bisa menghilang.
"Pokoknya isu itu menjadi tak masuk akal," kata Ruparanganda, yang juga dikutip
New Straits Times.
Dia yakin sperma akhirnya menjadi bisnis menggiurkan. Dia lalu memberi
ilustrasi bagaimana sperma menjadi komoditas di pinggir jalan.
Ketika
itu dia sedang melakukan riset doktoral pada 2005. Kalangan
anak muda
di Harare mengungkapkan kepada Ruparanganda, bahwa ada pengusaha
mengajak mereka ke hotel, lalu ditraktir minum alkohol. Setelah itu
mereka ditawari kencan dengan perempuan pelacur. Tapi ada syaratnya,
lelaki itu harus memakai kondom, yang kelak isinya harus diserahkan ke
si pengusaha setelah berhubungan intim.
Perkosaan perempuan atas
laki-laki ini jadi debat serius di kalangan ahli hukum. Banyak negara
memiliki hukum pidana ihwal perkosaan dengan pelakunya lazim berkelamin
laki-laki. Tak pernah terdengar ada hukuman mengatur kasus perkosaan,
dengan pelaku perempuan, dan laki-laki sebagai korbannya.
Kontroversi
inilah yang disinggung pakar hukum Nigeria, Profesor Itse Sagay. Dia
mengungkapkan, di negaranya hukum mengatur kasus perkosaan dengan pelaku
laki-laki. Maka penegak hukum di negaranya tak habis pikir bila harus
menindak perempuan sebagai pelaku perkosaan atas laki-laki. Sagay
menunjukkan contoh kesulitan penegak hukum dalam menindak tersangka
perempuan pemerkosa.
"Ada suatu kasus perkosaan oleh seorang
perempuan atas anak laki-laki berusia 12 tahun. Bocah itu disekap, dan
dipaksa berhubungan intim dengan pelaku. Akhirnya korban dibuang dari
jembatan, agar tak membocorkan kejahatannya. Namun, perempuan itu tak
bisa didakwa dengan pasal perkosaan, karena wanita tak bisa dituduh
memperkosa pria," kata Sagay seperti dikutip
Vanguard.
Di
Inggris pun pernah ada kasus serupa. Pada 1978, seorang perempuan
bernama Joyce
McKinney dihukum penjara selama 12 bulan, karena memaksa
seorang laki-laki berhubungan intim sambil diikat dengan rantai. Namun,
McKinnei tak sampai tinggal di balik jeruji. Dia bisa bebas dengan
membayar denda, dan kabur ke luar negeri.
Sagay pun
mengutarakan contoh kasus lain di Nigeria. Ada laporan dua perempuan
muda suatu ketika menghentikan seorang tukang ojek, yang populer disebut
Okada, untuk minta diantar ke suatu lokasi.
Di tengah
perjalanan, tepatnya di suatu tempat sepi, dua perempuan itu tiba-tiba
menodongkan pengojek itu dengan sepucuk pistol. Dia lalu disuruh
telentang, dan melucuti celananya. Mereka lalu dikabarkan menyetubuhi
tukang ojek secara bergilir, satu beraksi, dan satu lagi menodongkan
senjata.
Begitu selesai, kedua perempuan itu berkata kepada
tukang ojek bahwa mereka positif pengidap virus HIV. Rupanya aksi itu
adalah bentuk balas dendam mereka karena ditulari virus AIDS dari
laki-laki lain.
"Di mata hukum, apakah bisa dua perempuan itu
dikenakan dakwaan perkosaan? Beberapa pengacara sudah mengangkat isu
itu," kata Sagay, yang juga dikutip
allafrica.com. Dia tetap tak yakin perempuan bisa jadi pemerkosa.
Argumen
dia, seorang pria harus dirangsang agar bisa “greng” dengan
perempuan. Jadi seorang laki-laki sulit jika dipaksa, atau diancam,
agar bisa langsung berhubungan intim. Kata Sagay, dalam situasi takut
dan disorientasi, laki-laki itu akan “letoy”. Dia tak akan mampu
berhubungan seks.
Ada ‘hantu’ gentayangan
di Zimbabwe, dan para lelaki gemetar bukan kepalang. Suatu kali Susan
Dhliwayo menyetir mobil di jalanan kota di negeri itu. Di tengah jalan
gadis itu melihat segerombol lelaki berjalan kaki. Ingin berbuat baik,
Susan lalu menawarkan tumpangan.
Tapi alangkah herannya
dia. Niat baik itu ditolak. Perempuan 19 tahun itu mengerenyitkan
kening, mendengar alasan para lelaki itu: mereka takut pada perempuan.
“Mereka bilang, 'Kami tidak mau ikut karena tidak percaya sama kamu,'"
kata Susan saat mengingat kejadian rada aneh itu, seperti dikutip