Selain
ada beberapa faktor risiko kanker payudara yang bisa dikontrol,
tentunya akan ada beberapa faktor risiko lain yang tidak bisa dikontrol.
Berikut adalah ulasan mengenai 10 faktor risiko kanker payudara yang
tidak bisa dikontrol, yaitu:
1. Gender/Jenis Kelamin
Menjadi seorang perempuan merupakan faktor risiko yang paling signifikan untuk terkena kanker payudara.
Meskipun laki-laki bisa terkena kanker payudara juga, tetapi sel-sel payudara pada perempuan berubah dan berkembang secara konstan karena aktivitas hormon estrogen dan progesteron. Oleh karena itu, perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan laki-laki.
Meskipun laki-laki bisa terkena kanker payudara juga, tetapi sel-sel payudara pada perempuan berubah dan berkembang secara konstan karena aktivitas hormon estrogen dan progesteron. Oleh karena itu, perempuan memiliki risiko terkena kanker payudara lebih besar dibandingkan laki-laki.
2. Usia
Usia
yang semakin tua merupakan faktor risiko terbesar kedua untuk terkena
kanker payudara. Usia 30-39 tahun, risikonya adalah 1 dalam 233 orang,
atau sekitar 0,43%. Sedangkan pada saat seseorang berusia 60-an tahun,
risiko akan melonjak naik menjadi 1 dalam 27 orang, atau hampir 4%.
3. Riwayat Kanker Payudara dalam Keluarga
Jika
seseorang memiliki keluarga terdekat (ibu, anak, kakak, atau adik) yang
terkena kanker payudara, atau memiliki kerabat yang terkena kanker
payudara atau kanker ovarium terutama bila sebelum mereka berusia 50
tahun, maka dia memiliki risiko cukup besar terkena kanker payudara.
4. Riwayat Pribadi Terkena Kanker Payudara
Jika
seseorang didiagnosa mengalami kanker payudara, maka risiko orang
tersebut akan bertambah. Baik itu terkena kanker di payudara yang sama
atau kanker di payudara lainnya, risikonya akan lebih besar dibandingkan
jika seseorang belum pernah mengalaminya.
5. Ras
Perempuan
berkulit putih risikonya lebih kecil daripada perempuan African
American. Ras Asia, Hispanik, dan penduduk asli Amerika memiliki risiko
yang lebih rendah terkena kanker payudara dibandingkan dengan ras kulit
hitam.
6. Terapi Radiasi pada Dada
Mendapatkan
terapi radiasi di daerah dada ketika masih kecil atau dewasa muda
sebagai treatment untuk kanker lain secara signifikan akan meningkatkan
risiko kanker payudara. Peningkatan risiko semakin tinggi bila radiasi diberikan saat masih dalam tahap perkembangan atau selama masa remaja.
7. Perubahan Sel Payudara
Perubahan
yang tidak biasa pada sel payudara yang ditemukan pada biopsi payudara
bisa menjadi faktor risiko terkena kanker payudara. Perubahan ini
meliputi pertumbuhan berlebih dari sel yang disebut hyperplasia atau
penampilan abnormal yang disebut atypical.
8. Paparan Estrogen
Hormon
estrogen merupakan hormon perempuan yang merangsang pertumbuhan sel
payudara. Paparan estrogen dalam waktu yang lama tanpa jeda bisa
meningkatkan risiko kanker payudara.
Beberapa faktor risiko paparan estrogen yang tidak bisa dikontrol, yaitu:
a. mengalami menstruasi/haid sebelum usia 12 tahun.
b. mengalami menopause pada usia yang lanjut atau lebih dari usia 55 tahun.
c.
paparan estrogen dari lingkungan seperti hormon atau pestisida (contoh
DDT) dalam daging, yang bisa memproduksi zat yang menyerupai estrogen
ketika dipecah dalam tubuh.
9. Kehamilan dan Menyusui
Kehamilan
dan menyusui mengurangi jumlah keseluruhan siklus menstruasi dalam
hidup perempuan, kondisi yang dianggap bisa mengurangi risiko kanker
payudara. Perempuan yang tidak pernah mengalami kehamilan secara penuh
atau mengalami kehamilan penuh setelah beumur lebih dari 30 tahun
memiliki peningkatan risiko kanker payudara. Untuk perempuan yang
meimilik anak, menyusui bisa menurunkan risiko kanker payudara, terutama
bila mereka terus menyusui dalam waktu 1,5-2 tahun. Namun, banyak
perempuan memilih tidak menyusui dalam jangka waktu lama karena
dianggap tidak praktis.
10. Paparan Diethylstilbestrol (DES)
Perempuan
yang meminum obat Diethylstilbestrol (DES), yang digunakan untuk
mencegah keguguran pada tahun 1940-an sampai 1960-an, memiliki sedikit
peningkatan risiko kanker payudara.
Perempuan yang ibunya mengonsumsi obat Diethylstilbestrol selama masa
kehamilan mungkin akan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker
payudara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar