Kelakuan nakal si kecil yang menguras emosi
kadang bisa membuat orang tua hilang kendali dan kemudian menghukum
dengan memukulnya. Namun yang belim diketahui banyak orang tua adalah,
memukul anak bisa berakibat fatal terhadap perkembangan mentalnya.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh July Journal Pediatrics menunjukan bahwa pukulan yang diterima selama masa kanak-kanak akan menyebabkan gangguan pada kesehatan mental seperti kecemasan, depresi bahkan penggunaan narkotika saat dia dewasa nantinya. Ini lima alasan kenapa Anda harus berpikir ulang untuk memberikan hukuman fisik pada anak, seperti dikutip dari Gal Time.
1. Memukul Hanya Menimbulkan Rasa Takut pada Anak
Memberikan hukuman fisik yang dimaksudkan untuk membuat si anak mengerti kesalahan dan tidak mengulangi perbuatannya justru akan memperburuk situasi. Anda tentu mengharapkan anak menghormati dan menghargai orangtuanya, tetapi mendaratkan pukulan hanya membuat dia merasa takut dan enggan dekat-dekat dengan Anda.
2. Tidak Ada Anak yang Sengaja Ingin Jadi Nakal
Balita umumnya belum bisa mengungkapkan keinginannya secara verbal dengan baik. Bisa jadi kelakuan nakal dan sikapnya yang tidak mau mendengarkan orang tua karena dia merasa kelelahan, lapar atau tertekan. Singkatnya, mereka melakukan kenakalan bukan semata-mata karena mereka sengaja menginginkannya tapi karena ada masalah dalam dirinya. Memukul anak hanya akan membuatnya merasa semakin buruk dengan diri merek sendiri. Anda tentunya tidak mau dia berpikir sebagai anak yang payah dan menyebalkan.
3. Orang Tua adalah Panutan Bagi Anaknya
Anak cenderung meniru perbuatan orang tuanya di rumah. Ada banyak kasus perkelahian anak di sekolah yang setelah ditelusuri, ternyata akibat mereka terbiasa melihat atau mengalami kekerasan di rumah. Ingat, anak usia balita seperti spons yang menyerap air. Mereka menangkap segala informasi dan stimulasi yang datang, tapi belum bisa memilah mana yang baik dan buruk untuk mereka. Jadi, jangan biasakan menghukum anak dengan memukulnya karena itu bisa membuat mereka jadi pribadi yang cenderung menyelesaikan masalah dengan kekerasan.
4. Anak Merasa Malu dan Tertekan Ketika Dipukul
Ketika Anda memberikan hukuman fisik kepada si kecil, hal itu hanya akan membuatnya merasa tertekan. Belum lagi ketika dia dipukul di hadapan orang lain, tidak hanya tertekan tapi juga malu. Malu adalah sebuah perasaan yang orang dewasa pun tidak bisa menahannya. Apakah Anda ingin membuat si kecil merasa demikian? Perlakuan ini bisa berdampak ketika dewasa, mereka akan merasa tertekan setiap kali melakukan kesalahan yang seharusnya bisa diperbaiki dengan segera.
Sebagai orang tua, Anda seharusnya menjadi sosok yang mendukung dan anggota dari 'fans club' mereka. Bukan berarti Anda harus memberinya pujian atau tepuk tangan saat mereka berperilaku buruk. Tapi katakan dulu hal-hal yang positif tentangnya, kemudian jelaskan bagaimana kelakuan nakalnya itu bisa mengurangi bakat dan kehebatannya.
Sebisa mungkin jangan menggunakan tangan atau fisik lainnya, jika emosi sudah tak tertahankan, beri Anda dan si kecil waktu untuk saling menenangkan diri. Bisa dengan berbalik dan meninggalkannya sementara waktu atau membawanya ke 'pojok hukuman' untuk merenungkan kesalahannya.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh July Journal Pediatrics menunjukan bahwa pukulan yang diterima selama masa kanak-kanak akan menyebabkan gangguan pada kesehatan mental seperti kecemasan, depresi bahkan penggunaan narkotika saat dia dewasa nantinya. Ini lima alasan kenapa Anda harus berpikir ulang untuk memberikan hukuman fisik pada anak, seperti dikutip dari Gal Time.
1. Memukul Hanya Menimbulkan Rasa Takut pada Anak
Memberikan hukuman fisik yang dimaksudkan untuk membuat si anak mengerti kesalahan dan tidak mengulangi perbuatannya justru akan memperburuk situasi. Anda tentu mengharapkan anak menghormati dan menghargai orangtuanya, tetapi mendaratkan pukulan hanya membuat dia merasa takut dan enggan dekat-dekat dengan Anda.
2. Tidak Ada Anak yang Sengaja Ingin Jadi Nakal
Balita umumnya belum bisa mengungkapkan keinginannya secara verbal dengan baik. Bisa jadi kelakuan nakal dan sikapnya yang tidak mau mendengarkan orang tua karena dia merasa kelelahan, lapar atau tertekan. Singkatnya, mereka melakukan kenakalan bukan semata-mata karena mereka sengaja menginginkannya tapi karena ada masalah dalam dirinya. Memukul anak hanya akan membuatnya merasa semakin buruk dengan diri merek sendiri. Anda tentunya tidak mau dia berpikir sebagai anak yang payah dan menyebalkan.
3. Orang Tua adalah Panutan Bagi Anaknya
Anak cenderung meniru perbuatan orang tuanya di rumah. Ada banyak kasus perkelahian anak di sekolah yang setelah ditelusuri, ternyata akibat mereka terbiasa melihat atau mengalami kekerasan di rumah. Ingat, anak usia balita seperti spons yang menyerap air. Mereka menangkap segala informasi dan stimulasi yang datang, tapi belum bisa memilah mana yang baik dan buruk untuk mereka. Jadi, jangan biasakan menghukum anak dengan memukulnya karena itu bisa membuat mereka jadi pribadi yang cenderung menyelesaikan masalah dengan kekerasan.
4. Anak Merasa Malu dan Tertekan Ketika Dipukul
Ketika Anda memberikan hukuman fisik kepada si kecil, hal itu hanya akan membuatnya merasa tertekan. Belum lagi ketika dia dipukul di hadapan orang lain, tidak hanya tertekan tapi juga malu. Malu adalah sebuah perasaan yang orang dewasa pun tidak bisa menahannya. Apakah Anda ingin membuat si kecil merasa demikian? Perlakuan ini bisa berdampak ketika dewasa, mereka akan merasa tertekan setiap kali melakukan kesalahan yang seharusnya bisa diperbaiki dengan segera.
Sebagai orang tua, Anda seharusnya menjadi sosok yang mendukung dan anggota dari 'fans club' mereka. Bukan berarti Anda harus memberinya pujian atau tepuk tangan saat mereka berperilaku buruk. Tapi katakan dulu hal-hal yang positif tentangnya, kemudian jelaskan bagaimana kelakuan nakalnya itu bisa mengurangi bakat dan kehebatannya.
Sebisa mungkin jangan menggunakan tangan atau fisik lainnya, jika emosi sudah tak tertahankan, beri Anda dan si kecil waktu untuk saling menenangkan diri. Bisa dengan berbalik dan meninggalkannya sementara waktu atau membawanya ke 'pojok hukuman' untuk merenungkan kesalahannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar