Ngemil
sih boleh-boleh saja, tapi banyak pakar kesehatan yang menyarankan agar
Anda selalu memilih cemilan sehat. Hal ini juga sesuai dengan tiga
penemuan terbaru yang menunjukkan bahwa salah satu cemilan terbaik untuk
mencegah datangnya sejumlah penyakit atau gangguan kesehatan adalah
kismis.
Studi pertama dilakukan oleh Harold Bays, M.D. dari Louisville Metabolic and Atherosclerosis Center (L-MARC). Bays dan koleganya secara acak meminta 46 partisipan pria dan wanita yang diketahui mengalami kondisi pra-diabetes untuk nyemil kismis atau kudapan lain yang tidak mengandung buah atau sayuran (namun nilai kalorinya sama) tiga kali sehari selama 12 minggu.
Hasilnya, dibandingkan dengan metode mengontrol cemilan, nyemil kismis menurunkan kadar gula darah rata-rata partisipan sekitar 16 persen.
Dr. Bays juga mencatat bahwa partisipan yang nyemil kismis telah menurunkan nilai hemoglobin A1c, penanda kontrol glukosa jangka panjang.
"Kismis memiliki indeks glikemi yang rendah dan mengandung serat serta antioksidan atau segala faktor yang berkontribusi terhadap pengendalian gula darah," ungkap James Painter, Ph.D., R.D., penasihat riset nutrisi dari California Raisin Marketing Board yang membantu mendanai studi ini.
Penurunan gula darah dan pemeliharaan kadar hemoglobin A1c normal merupakan hal yang penting karena dapat mencegah kerusakan jangka panjang pada jantung dan sistem sirkulasi.
Studi kedua juga digelar oleh L-MARC menunjukkan bahwa makan kismis bisa menurunkan tekanan darah secara signifikan pada orang-orang yang mengalami pra-hipertensi.
46 partisipan dengan kondisi tekanan darah tinggi (120-139 mmHg) juga diberi kismis atau cemilan dengan nilai kalori yang sama tiga kali sehari selama 12 minggu. Namun partisipan yang nyemil kismis tekanan darah sistoliknya turun secara signifikan dari 4,8 persen ke 7,2 persen atau sama dengan 6,0 ke 10,2 mmHg. Tekanan darah diastolik (tekanan darah ketika jantung sedang beristirahat) juga turun dari 2,4 mmHg ke 5,2 mmHg.
Penelitian ketiga dilakukan oleh G. Harvey Anderson Ph.D., Professor of Nutritional Sciences and Physiology di University of Toronto dan rekannya, Nick Bellissimo Ph.D., asisten profesor di Ryerson University dan Bohdan Luhovyy Ph.D., asisten profesor di Mount Saint Vincent University.
Tim ini menemukan bahwa anak-anak yang nyemil kismis sepulang sekolah akan merasa lebih kenyang dibandingkan dengan cemilan jenis lainnya seperti keripik kentang dan biskuit sehingga mencegah asupan kalori yang berlebihan.
Diantara 26 anak berusia 8 sampai 11 tahun yang dijadikan partisipan, anak-anak yang makan kismis sebagai cemilan dilaporkan mengonsumsi kalori 10-19 persen lebih sedikit sepanjang hari.
"Kami menemukan bahwa konsumsi kismis sebagai cemilan ternyata mampu mencegah asupan kalori yang berlebihan, meningkatkan perasaan kenyang dan dengan demikian dapat membantu memberikan kontribusi untuk pemeliharaan berat badan yang sehat pada anak-anak usia sekolah," kata Dr. Anderson seperti dilansir dari emaxhealth.com, Kamis (28/6/2012).
Dr. Bays pun mengungkapkan bahwa 60 kismis (sekitar segenggaman tangan) adalah porsi yang dianjurkan dalam pola makan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).
Studi pertama dilakukan oleh Harold Bays, M.D. dari Louisville Metabolic and Atherosclerosis Center (L-MARC). Bays dan koleganya secara acak meminta 46 partisipan pria dan wanita yang diketahui mengalami kondisi pra-diabetes untuk nyemil kismis atau kudapan lain yang tidak mengandung buah atau sayuran (namun nilai kalorinya sama) tiga kali sehari selama 12 minggu.
Hasilnya, dibandingkan dengan metode mengontrol cemilan, nyemil kismis menurunkan kadar gula darah rata-rata partisipan sekitar 16 persen.
Dr. Bays juga mencatat bahwa partisipan yang nyemil kismis telah menurunkan nilai hemoglobin A1c, penanda kontrol glukosa jangka panjang.
"Kismis memiliki indeks glikemi yang rendah dan mengandung serat serta antioksidan atau segala faktor yang berkontribusi terhadap pengendalian gula darah," ungkap James Painter, Ph.D., R.D., penasihat riset nutrisi dari California Raisin Marketing Board yang membantu mendanai studi ini.
Penurunan gula darah dan pemeliharaan kadar hemoglobin A1c normal merupakan hal yang penting karena dapat mencegah kerusakan jangka panjang pada jantung dan sistem sirkulasi.
Studi kedua juga digelar oleh L-MARC menunjukkan bahwa makan kismis bisa menurunkan tekanan darah secara signifikan pada orang-orang yang mengalami pra-hipertensi.
46 partisipan dengan kondisi tekanan darah tinggi (120-139 mmHg) juga diberi kismis atau cemilan dengan nilai kalori yang sama tiga kali sehari selama 12 minggu. Namun partisipan yang nyemil kismis tekanan darah sistoliknya turun secara signifikan dari 4,8 persen ke 7,2 persen atau sama dengan 6,0 ke 10,2 mmHg. Tekanan darah diastolik (tekanan darah ketika jantung sedang beristirahat) juga turun dari 2,4 mmHg ke 5,2 mmHg.
Penelitian ketiga dilakukan oleh G. Harvey Anderson Ph.D., Professor of Nutritional Sciences and Physiology di University of Toronto dan rekannya, Nick Bellissimo Ph.D., asisten profesor di Ryerson University dan Bohdan Luhovyy Ph.D., asisten profesor di Mount Saint Vincent University.
Tim ini menemukan bahwa anak-anak yang nyemil kismis sepulang sekolah akan merasa lebih kenyang dibandingkan dengan cemilan jenis lainnya seperti keripik kentang dan biskuit sehingga mencegah asupan kalori yang berlebihan.
Diantara 26 anak berusia 8 sampai 11 tahun yang dijadikan partisipan, anak-anak yang makan kismis sebagai cemilan dilaporkan mengonsumsi kalori 10-19 persen lebih sedikit sepanjang hari.
"Kami menemukan bahwa konsumsi kismis sebagai cemilan ternyata mampu mencegah asupan kalori yang berlebihan, meningkatkan perasaan kenyang dan dengan demikian dapat membantu memberikan kontribusi untuk pemeliharaan berat badan yang sehat pada anak-anak usia sekolah," kata Dr. Anderson seperti dilansir dari emaxhealth.com, Kamis (28/6/2012).
Dr. Bays pun mengungkapkan bahwa 60 kismis (sekitar segenggaman tangan) adalah porsi yang dianjurkan dalam pola makan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar