Salad yang berisi sayuran segar hampir selalu jadi pilihan mereka yang
berdiet. Kandungan serat dan vitamin yang banyak serta rendah kalori
merupakan kelebihan salad. Namun, saus salad rendah lemak yang
ditambahkan ternyata belum tentu menyehatkan!
Salad yang berisi sayuran mentah atau buah-buahan segar merupakan sumber nutrisi berupa serat, vitamin, air dan mineral. Nutrisi ini sangat baik buat tubuh dan rendah kalori serta mudah dicerna.
Saus salad yang rendah lemak pun sering jadi pilihan untuk santapan sehat ini. Tak heran jika saus salad dari minyak yang rendah lemak jadi favorit buat yang sedang berdiet. Kenyataannya, lemak tersebut busa menghambat tubuh menyerap maksimal nutrisi pada salad.
Hal itu dikarenakan nutrisi pada sayuran yang disebut karotenoid yaitu lutein, lycopene, beta-carotene, dan zeaksatin ada pada lemak. Dengan kata lain, makanan yang kaya akan karotenoid harus dimakan dengan lemak tertentu untuk membuat nutrisi tersebut tersedia dalam tubuh.
Karotenoid ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada sayuran seperti wortel, tomat, dan bawang. Zat ini mengurangi resiko kanker, kesehatan mata, dan penurunan resiko kardiovaskular yang berakibat kematian.
“Jika ingin makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran, Anda harus menjodohkan makanan tersebut dengan benar yaitu dengan saus yang mengandung lemak.” kata Mario Ferruzi, koordinator penulis dari studi dan asosiasi profesor ilmu pangan. Ia juga mengatakan, “Jika Anda memakan salad dengan saus bebas lemak, memang mengurangi kalori, tetapi anda juga kehilangan beberapa manfaat dari sayur.”
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Nutrition & Food Research ini melibatkan 29 responden. Selama beberapa hari, peneliti memberikan mereka tiga jenis salad, dengan saus yang berbeda yaitu dengan mentega (lemak jenuh), minyak canola (lemak tak jenuh tunggal), dan minyak jagung (lemak tak jenuh ganda).
Kandungan lemak dalam setiap salad bervariasi, baik yang tiga gram, delapan gram atau 20 gram. Setelah mereka memakan salad tersebut, lalu peneliti menguji sampel darah untuk menentukan penyerapan karotenoid.
Hasilnya menunjukkan bahwa lemak jenuh dan lemak tak jenuh ganda, yang banyak dikonsumsi orang lebih banyak menyerap karotenoid. Sebaliknya, orang yang memakan salad dengan saus lemak tak jenuh tunggal menyerap karotenoid dengan jumlah yang sama baik dengan mereka memakan 3 gram ataupun 20 gram.
Dengan adanya perbedaan tersebut, peneliti menyimpulkan saus salad yang mengandung lemak tak jenuh tunggal mungkin lebih tepat dikonsumsi bagi mereka yang sedang membatasi asupan lemak. Selain minyak canola, yang termasuk lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun.
Salad yang berisi sayuran mentah atau buah-buahan segar merupakan sumber nutrisi berupa serat, vitamin, air dan mineral. Nutrisi ini sangat baik buat tubuh dan rendah kalori serta mudah dicerna.
Saus salad yang rendah lemak pun sering jadi pilihan untuk santapan sehat ini. Tak heran jika saus salad dari minyak yang rendah lemak jadi favorit buat yang sedang berdiet. Kenyataannya, lemak tersebut busa menghambat tubuh menyerap maksimal nutrisi pada salad.
Hal itu dikarenakan nutrisi pada sayuran yang disebut karotenoid yaitu lutein, lycopene, beta-carotene, dan zeaksatin ada pada lemak. Dengan kata lain, makanan yang kaya akan karotenoid harus dimakan dengan lemak tertentu untuk membuat nutrisi tersebut tersedia dalam tubuh.
Karotenoid ditemukan dalam jumlah yang tinggi pada sayuran seperti wortel, tomat, dan bawang. Zat ini mengurangi resiko kanker, kesehatan mata, dan penurunan resiko kardiovaskular yang berakibat kematian.
“Jika ingin makan lebih banyak buah-buahan dan sayuran, Anda harus menjodohkan makanan tersebut dengan benar yaitu dengan saus yang mengandung lemak.” kata Mario Ferruzi, koordinator penulis dari studi dan asosiasi profesor ilmu pangan. Ia juga mengatakan, “Jika Anda memakan salad dengan saus bebas lemak, memang mengurangi kalori, tetapi anda juga kehilangan beberapa manfaat dari sayur.”
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Molecular Nutrition & Food Research ini melibatkan 29 responden. Selama beberapa hari, peneliti memberikan mereka tiga jenis salad, dengan saus yang berbeda yaitu dengan mentega (lemak jenuh), minyak canola (lemak tak jenuh tunggal), dan minyak jagung (lemak tak jenuh ganda).
Kandungan lemak dalam setiap salad bervariasi, baik yang tiga gram, delapan gram atau 20 gram. Setelah mereka memakan salad tersebut, lalu peneliti menguji sampel darah untuk menentukan penyerapan karotenoid.
Hasilnya menunjukkan bahwa lemak jenuh dan lemak tak jenuh ganda, yang banyak dikonsumsi orang lebih banyak menyerap karotenoid. Sebaliknya, orang yang memakan salad dengan saus lemak tak jenuh tunggal menyerap karotenoid dengan jumlah yang sama baik dengan mereka memakan 3 gram ataupun 20 gram.
Dengan adanya perbedaan tersebut, peneliti menyimpulkan saus salad yang mengandung lemak tak jenuh tunggal mungkin lebih tepat dikonsumsi bagi mereka yang sedang membatasi asupan lemak. Selain minyak canola, yang termasuk lemak tak jenuh tunggal adalah minyak zaitun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar