Kualitas gigi seseorang ditentukan benih
gigi dan bagaimana gigi-gigi dirawat sejak awal kali tumbuh. Benih
gigi dipengaruhi oleh nutrisi ibu selama anak dalam kandungan. Perawatan
gigi anak juga tergantung bagaimana ibu membantu merawatnya. Bagaimana
perawatan gigi balita perlu dilakukan?
GIGI anak berjumlah duapuluh. Gigi dewasa tigapuluhdua. Saat lahir,
dalam rahang bayi terdapat 44 buah gigi yang tengah dibentuk. Duapuluh
gigi susu, duapuluh gigi dewasa, dan empat kantung gigi geraham dewasa.
Duapuluh akan keluar sebagai gigi susu (primary dentition). Rata-rata
gigi pertama akan keluar (erupsi) pada umur 7 bulan yang muncul sebagai
gigi seri bawah.
Anak perempuan dan bayi yang diberi ASI lebih cepat erupsi dibanding
anak laki-laki, atau yang bukan diberi ASI. Erupsi gigi juga tergantung
etnis, dan bersifat individual pula. Misal, anak yang mengalami gangguan
tulang, atau anak dengan keterbelakang mental, erupsi gigi susunya
umumnya terlambat.
Selang beberapa bulan setelah gigi susu pertama disusul gigi seri
atas, gigi seri bawah pada umur setahun, gigi geraham pertama pada umur
14 bulan, selanjutnya gigi geraham kedua setelah berumur 2 tahun. Gigi
susu sudah lengkap keluar setelah anak berumur 2 tahun.
Gigi susu perlu dipertahankan sampai gigi tetap keluar
Umur gigi susu sekitar 6-10 tahun saja. Pada saat anak berumur 6 tahun, gigi susu pertama sudah tanggal dan digantikan oleh gigi tetap (permanent dentition). Gigi tetap pertama, yakni prageraham pertama. Menyusul gigi seri, prageraham kedua, taring, dan geraham kedua pada umur 12 tahun. Terakhir geraham bungsu baru erupsi antara umur 18-25 tahun.
Umur gigi susu sekitar 6-10 tahun saja. Pada saat anak berumur 6 tahun, gigi susu pertama sudah tanggal dan digantikan oleh gigi tetap (permanent dentition). Gigi tetap pertama, yakni prageraham pertama. Menyusul gigi seri, prageraham kedua, taring, dan geraham kedua pada umur 12 tahun. Terakhir geraham bungsu baru erupsi antara umur 18-25 tahun.
Masing-masing gigi susu ada umurnya. Gigi susu sebaiknya tanggal
secara alami. Bila tanggal sebelum umurnya, akan menyesatkan keluarnya
gigi tetap. Susunan gigi tetap yang tidak seteratur gigi susu apabila
gigi susu sudah tanggal sebelum umurnya.
Gigi susu yang membukakan jalan bagi keluarnya gigi tetap. Bila gigi
susu sudah tak ada, sementara gigi tetap belum cukup matang untuk
keluar, maka arah keluarnya tidak mengikuti jalan gigi susu. Maka posisi
gigi tetapnya tak tentu arah. Setelah dewasa susunan gigi-geligi anak
menjadi mirip ban radial.
Agar gigi susu tanggal pada umurnya, gigi harus dirawat. Karena
lapisan luar (enamel) gigi susu tidak sekuat gigi tetap, gigi susu lebih
gampang keropos. Pengeroposan gigi biasanya terjadi oleh proses
mikrobiologis dan kimiawi.
Sisa makanan berkarbohidrat (nasi roti, ubi, ketela, kentang) dan
yang serba manis, bila terselip pada permukaan gigi akan terjadi proses
fermentasi. Bersama dengan kuman di rongga mulut, membentuk zat asam.
Zat asam lactat ini yang akan menghancurkan lapisan luar gigi membentuk
caries, atau gigi bolong.
Diseka kapas, berkumur, dan sikat gigi
Maka di permukaan gigi tidak boleh ada sisa makanan. Khususnya yang berkarbohidrat, seperti biskuit, cokelat, permen, kue, es krim, dan sejenisnya. Membiarkan sisa makanan berarti gagal mencegah pengeroposan gigi. Gigi yang keropos dan tidak dirawat, akan hancur, tanggal, lalu berakhir sebagai sisa akar.
Bayi belum mampu berkumur, apalagi menyikat gigi sendiri. Maka selama
masa bayi, ibu sendiri yang membantu menyeka permukaan gigi anak dengan
kapas basah steril. Setiap kali selesai makan dan minum, biasakan
menyeka gigi. Kesehatan gigi balita ditentukan oleh perawatan gigi
semenjak usia bayi.
Setelah anak mampu berkumur, biasakan mengajaknya berkumur-kumur
setiap kali selesai makan dan minum. Ajarkan pula menyikat gigi. Mungkin
belum sempurna. Ibu perlu membimbingnya menyikat gigi yang benar.
Pada usia balita rata-rata anak sudah mahir menyikat gigi sendiri.
Biasakan paling kurang dua kali sehari. Pagi hari sehabis sarapan, dan
malam hari sebelum tidur. Siang hari, dan setiap kali selesai makan,
sekurang-kurangnya berkumur-kumur.
Menyikat gigi malam hari sesungguhnya jauh lebih penting ketimbang
pagi hari. Mengapa? Oleh karena selama tidur malam hari mulut terkatup.
Selama mulut terkatup, bila ada sisa makanan pada permukaan gigi, ia
akan bertahan lebih lama menetap di situ. Sedang selama siang hari, anak
masih melakukan kegiatan makan dan minum, sehingga bila ada sisa
makanan yang terselip di permukaan gigi akan terhanyut terbawa oleh
makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Anak yang tidak menyikat gigi malam hari risiko pengeroposan giginya
lebih besar. Gigi keropos dan dibiarkan tanpa perawatan menimbulkan
warna hitam pada permukaan gigi. Lama-kelamaan terjadi pembusukan gigi.
Lalu infeksi akar gigi, infeksi gusi, dan gusi membengkak. Selanjutnya
gigi akan hancur, rusak sebelum waktunya.
Untuk menyehatkan gigi balita, biasakan menggigit apel, jambu,
bengkuang, timun, dan sejenisnya. Selain melatih kekerasan gigi, dengan
menggigit buah keras, permukaan gigi dibersihkan. Demikian pula yang
diperoleh selama mengunyahnya.
Segera ditambal bila mulai bolong
Gigi susu yang sudah mulai keropos perlu dirawat, sebelum telanjur bolong. Untuk itu perlu penambalan. Adakalanya, sekalipun sudah teratur menyikat gigi, bila benih giginya kurang bagus, gigi masih bisa keropos juga (decalcification).
Gigi susu yang sudah mulai keropos perlu dirawat, sebelum telanjur bolong. Untuk itu perlu penambalan. Adakalanya, sekalipun sudah teratur menyikat gigi, bila benih giginya kurang bagus, gigi masih bisa keropos juga (decalcification).
Dengan melakukan penambalan gigi susu, gigi diharapkan masih mampu
bertahan sampai umurnya. Dengan demikian, ia akan menunggu sampai
saatnya gigi tetapnya mulai keluar. Pemberian ekstra kalsium saja hanya bermanfaat semasa gigi belum
keluar. Pembentukan benih gigi membutuhkan kalsium. Percuma apabila gigi
sudah erupsi. Bila diduga kualitas gigi kurang bagus, perlu diberikan
ekstra fluor. Fluor bisa terkandung dalam air minum (leding) dan pasta
gigi. Atau berupa pengolesan fluor pada permukaan gigi setiap enam bulan
sekali.
Menyikat gigi yang benar pada anak harus dibentuk. Jika sudah keliru
sejak awal, selanjutnya akan terbentuk cara menyikat yang tidak benar.
Prinsipnya seluruh permukaan gigi tidak ada yang terluput dari
penyikatan.
Sering bagian-bagian permukaan gigi yang sulit tersentuh, atau
sukar di jangkau, lokasi gigi yang sering terancam keropos. Maka
upayakan bukan sekadar menyikat gigi belaka. Terlebih ihwal menyikat
gigi malam hari. Karena sepanjang malam hari inilah proses hebat
pengrusakan gigi yang paling kerap terjadi (http://duniatehnikku.wordpress.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar