Berikut ini Tokoh - tokoh Misterius Di Indonesia :
1. Tebo
Tebo |
Suatu hari, pada 1970 hiduplah sepasang suami-istri Fai dan Nasikah di
lereng Gunung Watungan, Desa Wuluhan, Kecamatan Ambulu, Kabupaten
Jember, Jawa Timur. Fai bekerja sebagai kuli bangunan, istrinya membantu
mencari kayu di hutan Ambulu. Masih pengantin baru, konon mereka belum
sempat berhubungan suami-istri, Fai pergi ke kota untuk bekerja di
proyek. Fai pun pamit untuk jangka waktu lama. Ternyata, baru tiga hari
pamitan, ‘Fai’ pulang lagi menemui Nasikah. (Dipercaya sebagai gendruwo
atau makhluk halus. Postur, cara bicara, suara, dan perilakunya persis
Fai, sang suami asli). Nah, si gendruwo yang menyamar sebagai Fai ini
kemudian menyetubuhi Nasikah. Nasikah, wanita desa itu, tenang-tenang
saja karena menganggap ‘laki-laki’ itu suaminya yang sah. Bulan ketujuh
Nasikah hamil, Fai palsu pamit. Datanglah Fai yang asli. Maka gegerlah
sudah keluarga baru ini. Untung saja, ulama terkemuka di Ambulu meminta
Fai untuk bersabar karena istrinya tidak selingkuh. Ada pesan atau
isyarat spiritual yang terjadi dengan istrinya. Lalu, lahirlah bayi
penuh rambut di tubuh dengan bintik-bintik merah. Orang tuanya memberi
nama Imam Sayuti. Tapi laki-laki kekar ini diberi nama gaib, Tebo,
sesuai dengan petunjuk ‘dari langit’. Tebo kemudian diasuh oleh pasangan
suami-istri ini layaknya anak mereka sendiri. Sosok ini cukup menarik
perhatian ketika Tebo dititipkan oleh manajer Wahana Misteri
(penyelenggara pameran yang berkaitan dengan hal-hal gaib) pada tahun
1990 dan menjadi bintang pameran di sana. Akhirnya kontroversi
keberadaan sosok ini merebak. Tentu suatu hal yang ganjil jika ada
makhluk alam lain bisa bersentuhan dengan manusia dan melahirkan
manusia. Hingga saat ini belum ada penelitian yang lebih ilmiah untuk
membuktikan keberadaan makhluk ini.
2. Gunadarma
Gunadarma |
Borobudur dan Gunadarma adalah dua nama yang tidak bisa terpisahkan.
Dalam sejumlah literatur, Candi Borobudur diarsiteki oleh sekelompok
kaum atau sekelompok brahmana yang meletakkan dasar pada sebuah tempat
pemujaan nya dan kemudian entah beberapa waktu kemudian (kemungkinan
bisa puluhan, ratusan atau malah ribuan) dibuatkan sebuah proyek mega
raksasa, pemberian sebuah akulita yang katanya dikepalai oleh seorang
arsitek bernama Gunadarma. Sedangkan siapa sebenarnya sekelompok kaum
brahmana yang terdahulu tidak diketemukan catatan resmi tentang mereka,
kemudian cerita tentang kepala penanggung jawab mega proyek pembuatan
akulita situs tersebut yaitu Gunadarma juga tidak ada sebuah keterangan
resmi mengenainya, bisa jadi kata Gunadarma adalah sebuah kata symbol
dan bukan merupakan nama seseorang. Kalau memang benar Gunadarma yang
mengarsiteki pembangunan Candi Borobudur, maka perlu kita acungi jempol
(kalo perlu pake empat kaki!) bagaimana Gunadarma melakukan perencanaan
yang tepat dengan kondisi teknologi yang pada saat itu belum begitu
canggih. Namun sampai saat ini nama Gunadarma dan Borobudur itu sendiri
masih menjadi misteri yang belum bisa diungkapkan dengan tuntas.
3. Ki Panji Kusmin
Ki Panji Kusmin |
Suatu ketika majalah Sastra, dengan cetakan tahun VI No. 48, Agustus
1968, memuat sebuah cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung yang
dikarang oleh Ki Panji Kusmin (diduga ini nama samaran). Cerpen ini
bercerita tentang Nabi Muhammad yang memohon izin kepada Tuhan untuk
menjenguk umatnya. Disertai malaikat Jibril, dengan menumpang Bouraq,
Nabi mengunjungi Bumi. Namun Bouroq bertabrakan dengan satelit Sputnik
sehingga Nabi serta Malaikat Jibril terlempar dan mendarat di atas
Jakarta. Di situ Nabi menyaksikan betapa umatnya telah menjadi umat yang
bobrok. Cerpen ini adalah sindiran terhadap laku keagamaan masyarakat
luas yang ”menyimpang” pada waktu yang belum jauh berselang dari
terjadinya Tragedi 1965. Namun akibat penerbitan Cerpen yang bikin heboh
umat ini, Ki Panji Kusmin dituduh telah melakukan penodaan terhadap
agama karena mempersonifikasikan Tuhan, Nabi Muhammad, dan Malaikat
Jibril. Tanpa ampun lagi H.B. Jassin selaku penanggung jawab majalah itu
dibawa ke pengadilan dan dipaksa untuk mengungkap siapa sebenarnya Ki
Panji Kusmin. H.B. Jassin menolak untuk mengungkap jati diri Ki Panji
Kusmin. Untuk itu ia dituntut Pengadilan Tinggi Medan dan divonis in
absentia berupa kurungan selama satu tahun dan masa percobaan dua tahun.
Dan sampai saat ini pun identitas dari Ki Panji Kusmin tidak terungkap
dan dibawa hingga ke liang lahat oleh H.B. Jassin.
4. Supriyadi
Supriyadi |
Supriyadi adalah seorang pahlawan nasional Indonesia, yang memimpin
pemberontakan pasukan Pembela Tanah Air (PETA) terhadap pasukan
pendudukan Jepang di Blitar pada Februari 1945. Supriyadi ditunjuk
sebagai menteri keamanan rakyat pada kabinet pertama Indonesia, namun
tidak pernah muncul untuk menempati jabatan tersebut. Pada waktu itu,
Supriyadi memimpin sebuah pasukan tentara bentukan Jepang yang
beranggotakan orang orang Indonesia. Karena kesewenangan dan
diskriminasi tentara Jepang terhadap tentara PETA dan rakyat Indonesia,
Supriyadi gundah. Supriyadi lantas memberontak bersama sejumlah rekannya
sesama tentara PETA. Namun pemberontakannya tidak sukses. Pasukan
pimpinan Supriyadi dikalahkan oleh pasukan bentukan Jepang lainnya, yang
disebut Heiho. Kabar yang berkembang kemudian, Supriyadi tewas. Tetapi,
hingga kini tidak pernah ditemukan mayat dan kuburannya. Oleh karena
itu, meski telah dinobatkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah,
keberadaan Supriyadi tetap misterius hingga kini. Sejarah yang ditulis
pada buku-buku pelajaran sekolah pun menyebut Supriyadi hilang. Namun
yang membikin sosok Supriyadi semakin misterius adalah banyaknya
kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai Supriyadi. Salah satu yang
cukup kontroversial adalah sebuah acara pembahasan buku ‘Mencari
Supriyadi, Kesaksian Pembantu Utama Bung Karno, yang diadakan di Toko
Buku Gramedia di Jalan Pandanaran Semarang. Dalam acara itu, seorang
pria sepuh bernama Andaryoko Wisnu Prabu membuka jati diri dia
sesungguhnya. Dia mengaku sebagai Supriyadi, dan kini berusia 88 tahun.
Namun sampai sekarang pengakuan tersebut belum bisa dibuktikan
kebenarannya, meski secara perawakan dan sejumlah saksi membenarkan
klaim tersebut.
5. Perobek Bendera Belanda di Hotel Oranje
Hotel Oranje |
Peristiwa 10 November 1945 tentu tidak lepas dari dipicunya oleh salah
satu peristiwa yang paling heroik, yaitu perobekan bendera Belanda di
atas Hotel Oranje. Kisah ini dipicu oleh berita bahwa di Hotel Oranje di
Tunjungan telah dikibarkan bendera Belanda merah-putih-biru oleh Mr
Ploegman. Tentu saja hal tersebut tidak diterima oleh para arek-arek
Suroboyo yang merasa pengibaran bendera tersebut dianggap sebagai
penghinaan sebagai bangsa yang merdeka. Pada akhirnya Mr. Ploegman
dibunuh oleh seorang pemuda mendekati dirinya tanpa ia ketahui dan
menusukkan pisaunya bertubi-tubi. Pada saat itu Mr. Ploegman menghadapi
ribuan massa di depan hotel yang menuntut penurunan bendera triwarna
tersebut. Pada saat itu teriakan untuk menurunkan bendera kian
membahana. Sejumlah pemuda telah membawa tangga untuk naik ke atap
hotel, terdapat 8 sampai 10 pemuda. Dari atap ada yang naik ke tiang
bendera dalam gemuruh teriakan, lalu bagian biru bendera itu pun
dirobek, dan jadilah kini Sang Merah Putih yang berkibaran di angkasa.
6. Tan Malaka
Tan Malaka |
Tan Malaka adalah salah satu sosok pahlawan nasional kita yang
terlupakan. Mungkin Tan Malaka adalah salah satu dari sosok pahlawan
yang memiliki kisah petualangan dari negara ke negara lain dan menjadi
sosok yang paling dicari oleh Belanda dan banyak negara lain. Selain
itu, pada masa revolusi kemerdekaan keberadaannya selalu dicari oleh
para pejuang pada saat itu, termasuk juga oleh Bung Karno karena hobinya
melakukan penyamaran untuk menghindari mata-mata musuh, sehingga
sosoknya selalu misterius dan tidak banyak yang mengenal dengan pasti
seperti apa sosok yang bernama asli Sutan Ibrahim gelar Datuk Tan Malaka
itu. Namun sayangnya keberadaan dari tokoh aliran kiri ini hilang
secara misterius dalam pergolakan revolusi kemerdekaan itu. Konon
kabarnya Tan Malaka dibunuh pada tanggal 21 Februari 1949 atas perintah
Letda Soekotjo dari Batalyon Sikatan, Divisi Brawijaya di daerah Kediri,
Jawa Timur. Hingga kini makamnya tidak pernah bisa ditemukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar