Yayasan
World Press Photo mengumumkan akan meninjau kembali hadiah yang paling
bergengsi dari fotografer yang diterima oleh Paul Hansen. Alasan
keputusan ini karena foto di duga kuat adalah palsu dan merupakan hasil
editing trampil.
Foto shot menggambarkan suasana
orang berduka di Palestina yang membawa mayat dua anak tewas dalam
serangan brutal rudal Israel di Gaza di bidik oleh Paul Hansen di duga
palsu alias hasil editing photoshop.
Foto yang di
duga kuat palse memaksa para juri kontes untuk meninjau kembali
keaslian foto tersebut, bahkan foto tersebut diduga telah 3 kali
melalui proses editting dengan Adobe photoshop dan bahkan Paul Hansen
tidak dapat menyertakan keasli foto dalam format RAW.
Sengketa
ini telah menyebabkan kegemparan di kalangan fotografer di seluruh
dunia yang menginginkan kajian wajib hasil penghargaan tahunan.
Seorang
mantan juri dari World Press Photo Adrian Evans tidak setuju dengan
pendapat rekan-rekannya: Anda bisa berdebat tentang sisi estetika
gambar, tetapi bukan tentang keasliannya, namun foto tersebut tidak
palsu benar adanya membawa mayat dua gadis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar