Perdana Menteri (PM) Turki Recep Erdogan kecam microblogging Twitter. Ia berujar jika jejaring sosial tersebut sebagai media terkutuk.
Twitter,
sebutnya, adalah media penyebar rumor dan kebohongan. Recep Erdogan
bahkan memanggil media sosial ini sebagai ‘kutukan masyarakat’. Demikian
tulis The Next Web.
Amarah tinggi yang muncul dari sang perdana menteri akibat aksi
demonstrasi yang terjadi pada hari Jumat dan Sabtu pekan lalu. Mulanya
demonstran lakukan aksi protes terkait kebijakan pemerintah atas
lingkungan.
Aksi mereka kemudian ditanggapi dengan kekerasan dari pihak
kepolisian. Imbasnya, aksi demonstrasi ini menyebar di 50 kota pada
pekan lalu. Recep Erdogan menduga, kabar itu bisa menyebar dengan cepat
akibat adanya hasutan di media sosial.
“Ada sebuah kutukan yang bernama Twitter. Itu semua adalah kebohongan. Media sosial adalah kutukan masyarakat pada saat ini,” ujarnya.
Recep Erdogan menyanyangkan warga menelan informasi mentah-mentah. PM
Turki ini menyebut jika kabar yang ada adalah rumor dan tidak semua
orang lakukan koreksi untuk itu.
Apa yang diucapkan sang perdana menteri sejatinya sebuah ironi. Patut
diketahui jika dirinya adalah salah satu pengguna Turki populer di
Facebook dan Twitter.
Di Facebook ia mengoleksi 2 juta jempol. Sedangkan di Twitter, ia
miliki 2,7 pengikut. Meski dua akun tersebut tidak dikelola langsung
oleh dirinya (tim), sebutan Twitter sebagai media terkutuk sewajarnya
tidak perlu ia ucapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar