Berawal dari
keisengan saya memikirkan bagaimana bisa sebuah media diinternet
menerbitkan begitu banyak tulisan setiap harinya, berapa banyak orang
bekerja disana untuk berbagi ilmu dan merangkai kata-kata, Rupanya
setelah diterawang, media diinternet itu bukan seperti robot yang terus
bekerja mengupdate tulisan terbaru dari pihak orang dalam yang bekerja.
Tetapi siapa saja bisa menjadi penghasil tulisan yang dimuat di media.
Nah, jadi bagaimana supaya tulisan kita bisa diterima oleh media? berikut
uraiannya.
AKTUAL
Redaksi Sebuah
media akan memilih tema-tema aktual untuk diterbitkan. Aktual dalam arti
sedang menjadi pembicaraan di kalangan publik. Selain itu aktual secara
momentum. Misalnya redaksi menyukai artikel yang berhubungan dengan
hari-hari yang sedang diperingati. Jadi kirimkan tulisan soal perburuhan
beberapa hari sebelum Hari Buruh. Atau tulisan tentang isu
keperempuanan menjelang Hari Kartini. Kalimat yang mengingatkan tentang
isu hangat atau momentum tertentu bisa menjadi cantelan dan awalan saat
memulai tulisan.
KOMPETENSI
Tulis artikel
yang sesuai dengan kompetensi Anda. Media lebih suka memuat artikel
ekonomi dari orang berlatar pendidikan Ekonomi, isu pendidikan dari
orang berlatar belakang Pendidikan atau isu politik dari orang berlatar
belakang Ilmu Politik dan lain sebagainya. Lalu bagaimana dengan ibu
rumah tangga? Jangan khawatir, ibu rumah tangga pun bisa kompeten ketika
itu menyangkut tentang kehidupan sehari-hari yang biasa bersentuhan
dengan dirinya.
SPESIFIK
Artikel yang
ditulis sebaiknya spesifik dan terperinci, melihat dari satu sudut
pandang, jangan terlalu luas. Tulisan yang menukik lebih bisa dipahami
daripada menyangkut banyak hal, yang justru akan membingungkan
pembacanya.
BERDAGING
Buat tulisan
yang berdaging, dalam arti disertai data-data akurat, berupa angka-angka
atau kesimpulan hasil penelitian. Misalnya bila menulis tentang
HIV/AIDS, sertakan data jumlah paling mutakhir orang dengan HIV/AIDS.
ORISINIL
Boleh saja
mengutip pendapat orang atau penulis lain, tapi jangan sampai dominan,
sehingga tulisan kita hanya jadi mozaik pendapat-pendapat orang. Dengan
kata lain sebaiknya tulisan adalah ide orisinil kita sendiri. Boleh
mengutip pendapat orang/pakar, tapi hanya sebagai penguat argumen.
PERHATIKAN SEGMEN MEDIA
Perhatikan
apakah media yang akan dikirimi artikel adalah media nasional atau
lokal. Bila media lokal, tentu lebih suka isu-isu lokal. Perhatikan juga
pembacanya. Apakah kalangan bawah, menengah atau atas? Sesuaikan model
tulisan dan tema dengan segmen pembaca. Misalnya bila mengirim ke media
yang pembacanya masyarakat menengah ke bawah, jangan angkat isu-isu yang
“berat” dan jangan gunakan kata-kata teknis yang sulit dipahami.
JUMLAH KARAKTER
Tanyakan kepada
redaksi, berapa jumlah karakter artikel yang biasanya dimuat. Bila
jumlah karakter yang dimuat biasanya 6.000, jangan mengirim tulisan yang
jumlah karakternya 10.000, karena akan menyulitkan redaktur atau editor
dalam menyeleksi tulisan.
KIRIM SECARA EKSKLUSIF
Kirim satu
artikel ke hanya satu media, karena media juga butuh eksklusivitas. Bila
dalam beberapa hari tidak dimuat, jangan sungkan menelepon media
mengenai kabar artikel kita. Bila ada kepastian tidak dimuat, artikel
kita bisa dicabut, dan bisa kita kirimkan ke media lain.
KENALAN DENGAN EDITOR
Sah-sah saja
berkenalan dengan redaktur atau editor. Bisa juga berteman dengan mereka
melalui social media. Perlakuan terhadap orang yang dikenal biasanya
beda. Ini manusiawi. Hehehehe
BANDEL
Terus kirim
bila tulisan kita tidak dimuat. Bersikap bandel adalah cara aneh untuk
dikenal redaktur. makin sering mengirim, makin dikenal. Dan makin
terjalin kedekatan dengan redaktur, sehingga akhirnyabarangkali redaktur
akan jatuh kasihan, dan tulisan Anda akan dimuat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar