Peneliti
di universitas McGill, King’s College London, dan GlaxoSmithKline Inc.
telah mengidentifikasikan 2 varian genetik pada ras Kaukasia yang
saling bekerjasama menyebabkan 7 kali peningkatan risiko kebotakan pada
pria. Hasil penelitian mereka dipublikasikan di Journal Nature
Genetiks.
Sekitar 1/3 dari pria mengalami pola kebotakan pada usia 45 tahun.
Kondisi sosial dan ekonomi dipertimbangkan sebagai salah satu penyebab.
Pola kebotakan pada pria adalah jenis umum dari kebotakan, dimana
rambut rontok dengan pola tertentu dimulai diatas kedua pelipis dan
menghasilkan suatu bentuk-M pada garis rambut. Diperkirakan sekitar 80%
kasus merupakan keturunan.
Penelititan ini diketuai oleh Dr. Vincent Mooser dari
GlaxoSmithKline, Dr. Brent Richards dari Fakultas Kedokteran
Universitas McGill, dan Dr. Tim Spector dari King’s College.
Penelitian yang juga dilakukan di Iceland, Switzerland, dan Belanda ini
dilakukan pada 1125 pria Kaukasia yang mengalami pola kebotakan.
Mereka menemukan 2 varian genetik yang masih belum diketahui pada
kromosom 20 yang berhubungan dengan angka peningkatan kebotakan pada
pria. Para peneliti mengkonfirmasikan temuan ini pada penelitian lain
yag melibatkan 1650 pria Kaukasia.
“Saya memperkirakan bahwa pola kebotakan pada pria ini disebabkan
oleh genetik yang sama pada non-kaukasia,” kata Richard, asisten
profesor di epidemiologi genetik, “namun kami belum meneliti populasi
tersebut sehingga masih belum didapatkan bukti yang pasti.”
Meskipun para peneliti tersebut mengatakan penemuan ini adalah suatu
terobosan ilmiah, namun mereka juga menyebutkan bahwa terapi untuk
kebotakan pada pria belum ditemukan. “Kami hanya mengidentifikasikan
penyebabnya, mengobati kebotakan pada pria akan membutuhkan penelitian
lebih lanjut,” kata Richard. “Namun tentu saja langkah pertama
menemukan obatnya adalah mengidentifikasikan penyebabnya.”
Para peneliti sudah lama menemukan bakwa varian genetik dari
kromosom-X berkaitan dengan pola kebotakan pada pria. Hal tersebutlah
yang menjadi dasar pernyataan bahwa kebotakan diturunkan dari sisi Ibu.
Bagaimanapun juga, kemungkinan kebotakan ini terjadi karena beberapa
jenis gen. Sampai sekarang, belum ada yang berhasil mengidentifikasikan
jenis gen yang lain. Kesimpulan yang dapat diambil adalah 1 dari 7
pria memiliki risiko mempunyai varian genetik penyebab kebotakan
tersebut. Kelainan DNA merupakan satu dari tujuh penyebab kebotakan dini yang
dialami sebagian pria, demikian kesimpulan yang diperoleh tim peneliti
internasional.
Hasil analisa DNA dari 5000 sukarelawan termasuk pria dengan
kebotakan dini maupun tidak berhasil menemukan dua rantai genetik yang
berkaitan dengan kebotakan dini. Satu dari tujuh pria memiliki kedua
variasi gen seperti yang dilaporkan Nature Genetics.
Para peneliti mengatakan, keberhasilan memprediksi proses kebotakan
akan mendorong pengembangan cara pencegahan terjadnya kebotakan. Satu
dari gen resoptor androgen berkaitan dengan penyebab kebotakan dini
pada pria terletak pada kromosom 20 yang terdapat dalam gen.
Kebotakan dini pada pria atau dikenal dengan androgenic alopecia,
diyakini akan diwariskan pada keturunan penderita. Para peneliti
mengatakan, perlu kerja keras lebih jauh untuk mengetahui pengaruh gen
terhadap resiko kebotakan.
Hal yang sama juga ditemukan peneliti lain di Inggris, Islandia dan
Belanda terhadap sekelompok masyarakat yang mengalami kebotakan dini,
dan yang mengejutkan dialami sejumlah wanita. Studi kedua yang dipublikasikan Nature Genetics menemukan keterkaitan antara kebotakan dan kromoson 20. Peneliti asal Jerman mengatakan, gen pria yang menderita kebotakan terdapat kromosom X yang diwariskan dari ibu penderita.
Menurut mereka,berbeda dengan kromosom x, kromosom 20 diwariskan
dari ayah dan ibu penderita, dan mungkin menjadi alasan mengapa
kebotakan secara bersamaan terjadi pada ayah dan anak.
Peneliti asal Kings Collage London, Dr Tim Spector mengatakan,
pihaknya menemukan sekitar 14% pria mewariskan kedua variasi gen
tersebut.
“Sekarang kami memiliki sebuah alat diagnosa bagi mereka yang ingin
mengetahui kemungkinan kebotakan pada rambut mereka sebelum usia 50
tahun. Akan tetapi kemungkinan alat tersebut tidak akan digunakan
banyak orang dikarenakan belum ditemukan cara pencegahan kebotakan
dini,” ujarnya. Dia menambahkan, pihaknya berharap kepada perusahaan farmasi untuk
mengembangkan krim,jel atau pil untuk mencegah dimulainya kebotakan
dini.
“Harapan lain adalah diketahuinya bagaimana gen tersebut bekerja.
Hal tersebut membuat terapi gen lebih mudah dilakukan untuk mengatasi
problem kebotakan,” tambahnya.
Profesor Van Randall dari pusat penelitian kulit Universitas
Bradford mengatakan, perkembangan penemuan sungguh menganggumkan
meskipun masih terjadi perdebatan apakah kaum pria diuntungkan dengan
sejumlah penemuan mengenai masalah kebotakan.
Dia menambahkanan,”Lebih mudah mencegah ketimbang menumbuhkan rambut
mereka. Karena masalah kebotakan pada pria lebih disebabkan karena
masalah keturunan dan dapat dimengerti bahwa seharusnya segera
ditemukan upaya pencegahannya,” ujarnya.
Kebotakan merupakan salah satu masalah umum yang terjadi pada
rambut. Masalah ini bisa terjadi pada perempuan ataupun laki-laki,
namun unumnya banyak terjadi pada kaum laki-laki.
Masalah kebotakan biasanya diawali dengan rambut yang mudah rontok
dan patah. Rambut yang rontok ini biasanya dimulai dari d.ahi dan makin
lama makin mundur, sehingga menyebabkan kebotakan di daerah depan
kepala.
Namun, pada beberapa orang justru ada yang mengalami kebotakan di
daerah tengah rambutnya. Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan
kebotakan, beberapa diantaranya mungkin tidak bisa dikontrol.
Berikut ini adalah beberapa penyebab kebotakan, seperti dikutip dari eHow, Jumat (14/8/2009):
1. Faktor turunan, American Academy of Family Physicians menyatakan
bahwa penyebab kebotakan yang paling umum adalah karena faktor
keturunan. Jika orang tua mengalami kebotakan maka kemungkinan salah
satu anaknya ada yang mengalami kebotakan juga.
2. Hormon yang tidak seimbang, penyebab kebotakan karena hormon yang tidak seimbang seperti androgens dan estrogens atau tidak terlalu aktifnya kelenjar tiroid. Kondisi hormonal ini bisa diatasi dengan mengunjungi dokter dan melakukan perawatan.
3. Efek setelah operasi, American Academy of Family Physicians mengatakan bahwa kebotakan kadang-kadang terjadi tiga atau empat bulan setelah menjalani operasi besar. Namun, setelah beberapa waktu berlalu rambut bisa tumbuh kembali.
4. Pengaruh obat-obatan, beberapa pengobatan seperti pengencer darah, pengobatan untuk tulang, kemoterapi dan obat antidepresi bisa menyebabkan rambut rontok yang dapat memicu kebotakan.
5. Akibat infeksi jamur, infeksi jamur yang terjadi di kulit kepala bisa menyebabkan kebotakan, sebaiknya segera diobati dengan obat anti jamur atau berkonsultasi dengan dokter kulit.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya
kebotakan, kecuali untuk faktor-faktor tertentu yang memang tidak bisa
dicegah. Untuk mencegah kebotakan ikuti beberapa langkah berikut ini:
1. Awali pagi Anda dengan mengkonsumsi makanan yang sehat dan
seimbang. Dengan mengkonsumsi makanan yang sehat, akan memberikan
nutrisi yang bisa melindungi kulit kepala dan kantung rambut. Makanan
yang mengandung protein tinggi sangat baik untuk pertumbuhan rambut dan
kuku.
2. Cobalah untuk lebih banyak mengkonsumsi air putih. Air adalah salah satu cairan yang dibutuhkan oleh tubuh termasuk rambut, karena kulit kepala akan menjadi lebih sehat jika banyak air putih yang masuk ke dalam tubuh.
3. Konsumsilah multivitamin. Khususnya yang mengandung nutrisi seperti beta karoten yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perawatan rambut.
4. Minum vitamin B kompleks karena mengandung protein tinggi yang baik untuk rambut, kuku dan kulit. Jika kulit sehat, maka akan membuat kulit kepala menjadi lebih sehat sehingga mencegah kebotakan dan mendorong pertumbuhan rambut.
Setelah mengetahui penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya, mudah-mudahan Anda bisa terhindar dari masalah kebotakan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar