Sebagian besar laki-laki dewasa punya masalah dengan kerontokan dan
penipisan rambut di kepala. Ada kalanya gejala awal kebotakan ini hanya
mempengaruhi penampilan saja, namun kadang-kadang bisa juga menandakan
adanya tumor prostat.
Para peneliti di Spanyol baru-baru ini memastikan adanya hubungan antara androgenetic alopecia atau kebotakan dini dengan Benign Prostate Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat. Keduanya sama-sama berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon dihydrotestosterone.
BPH atau pembesaran prostat yang sifatnya ganas ini bukan sesuatu yang langka. Menurut laporan ilmiah di jurnal American Academy of Dermatology dan dikutip dari Medicalnewstoday, Senin (19/3/2012), kondisi ini dialami oleh sekitar 50 persen laki-laki ketika umurnya sudah mulai melewati 60 tahun.
Dalam penelitian yang mendapat penghargaan pada The 68th Annual Conference of The American Academy of Dermatology tersebut disebutkan, laki-laki yang mengalami kebotakan dini lebih berisiko mengalami BPH. Karena itu, kebotakan juga bisa dipakai untuk memprediksi risiko gangguan prostat.
Penelitian ini dilakukan terhadap 87 orang partisipan laki-laki, 45 orang didiagnosis androgenetic alopecia sedangkan 42 orang yang lainnya dinyatakan sehat dan dijadikan sebagai kelompok pembanding.
Hasil pemeriksaan dengan transrectal ultrasound menunjukkan, laki-laki di kelompok pembanding memiliki prostat yang lebih sehat dibandingkan partisipan yang mulai botak.
Kebotakan dini atau androgenetic alopecia merupakan tipe kebotakan yang paling umum ditemukan baik pada laki-laki maupun perempuan. Umumnya dipicu oleh kondisi bawaan sejak lahir, yang akan terus memburuk jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.
BPH juga merupakan salah satu gangguan prostat yang paling banyak diderita oleh laki-laki. Gangguan ini dicirikan dengan pembengkakan yang tidak normal pada kelenjar di dekat saluran kencing, sehingga bisa menyumbat saluran pembuangan aliran kencing.
Para peneliti di Spanyol baru-baru ini memastikan adanya hubungan antara androgenetic alopecia atau kebotakan dini dengan Benign Prostate Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat. Keduanya sama-sama berhubungan dengan ketidakseimbangan hormon dihydrotestosterone.
BPH atau pembesaran prostat yang sifatnya ganas ini bukan sesuatu yang langka. Menurut laporan ilmiah di jurnal American Academy of Dermatology dan dikutip dari Medicalnewstoday, Senin (19/3/2012), kondisi ini dialami oleh sekitar 50 persen laki-laki ketika umurnya sudah mulai melewati 60 tahun.
Dalam penelitian yang mendapat penghargaan pada The 68th Annual Conference of The American Academy of Dermatology tersebut disebutkan, laki-laki yang mengalami kebotakan dini lebih berisiko mengalami BPH. Karena itu, kebotakan juga bisa dipakai untuk memprediksi risiko gangguan prostat.
Penelitian ini dilakukan terhadap 87 orang partisipan laki-laki, 45 orang didiagnosis androgenetic alopecia sedangkan 42 orang yang lainnya dinyatakan sehat dan dijadikan sebagai kelompok pembanding.
Hasil pemeriksaan dengan transrectal ultrasound menunjukkan, laki-laki di kelompok pembanding memiliki prostat yang lebih sehat dibandingkan partisipan yang mulai botak.
Kebotakan dini atau androgenetic alopecia merupakan tipe kebotakan yang paling umum ditemukan baik pada laki-laki maupun perempuan. Umumnya dipicu oleh kondisi bawaan sejak lahir, yang akan terus memburuk jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.
BPH juga merupakan salah satu gangguan prostat yang paling banyak diderita oleh laki-laki. Gangguan ini dicirikan dengan pembengkakan yang tidak normal pada kelenjar di dekat saluran kencing, sehingga bisa menyumbat saluran pembuangan aliran kencing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar