Saking sering dan banyaknya orang mengalami sakit kepala dan migrain
(sakit kepala sebelah), membuat seolah-olah penyakit ini adalah penyakit
biasa. Padahal bila dihitung, biaya yang dihabiskan karena migrain dan
sakit kepala terbilang mahal.
Ada sekitar 47 persen orang dewasa di dunia sering mengalami gangguan sakit kepala dan 190 juta hari kerja hilang per tahun di Uni Eropa karena migrain.
Meski jarang diperhitungkan, tapi menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sakit kepala dan migrain menghabiskan biaya dunia 140 milyar poundsterling atau sekitar 1.976 triliun rupiah per tahun.
"Hampir setengah dari seluruh orang dewasa di seluruh dunia menderita gangguan sakit kepala dan beban yang diberlakukan kepada masyarakat harus ditingkatkan," kata Dr Shekhar Saxena, direktur WHO untuk kesehatan mental dan gangguan penyalahgunaan zat, seperti dilansir Dailymail, Kamis (5/5/2011).
Dr Saxena mengatakan bahwa 47 persen dari semua orang dewasa memiliki gangguan sakit kepala dan biaya keuangan masyarakat melalui produktivitas yang hilang sangat besar.
"Sakit kepala dan gangguan migrain sangat diremehkan dan tidak dilaporkan oleh sistem kesehatan dan menerima terlalu sedikit perhatian. Padahal, sakit kepala dapat melemahkan bagi banyak orang dan membuat mereka tidak mampu bekerja," ujar Dr Saxena.
Menurutnya, selama serangan migrain 90 persen orang menunda pekerjaan rumah tangga, hampir tiga perempat membatasi kemampuan untuk bekerja (di kantor) dan setengah dari mereka kehilangan pekerjaan seluruhnya.
Migrain mempengaruhi sekitar 1 dari 6 wanita dan 1 dari 12 pria, dan diperkirakan merupakan gangguan otak yang paling mahal untuk masyarakat di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Menurut laporan WHO, gangguan sakit kepala sangat menonaktifkan (membuat tidak produktif). Di seluruh dunia, migrain saja menyebabkan 1,3 persen kecacatan karena sakit dan para ahli memperkirakan bahwa secara bersama-sama, semua gangguan sakit kepala memiliki beban biaya yang ganda.
Migrain diperkirakan menyebabkan 400.000 hari kerja atau sekolah hilang setiap tahun per juta penduduk di negara maju, dan di Uni Eropa biaya tahunan total dari semua sakit kepala baru-baru ini diperkirakan mencapai 140 milyar poundsterling atau sekitar 1.976 triliun rupiah.
"Pemerintah harus mengambil isu ini lebih serius, latih personil kesehatan untuk diagnosa gangguan sakit kepala dan pengobatan dan memastikan pengobatan yang tepat tersedia dan digunakan dengan benar," kata Dr Saxena.
Ada sekitar 47 persen orang dewasa di dunia sering mengalami gangguan sakit kepala dan 190 juta hari kerja hilang per tahun di Uni Eropa karena migrain.
Meski jarang diperhitungkan, tapi menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) sakit kepala dan migrain menghabiskan biaya dunia 140 milyar poundsterling atau sekitar 1.976 triliun rupiah per tahun.
"Hampir setengah dari seluruh orang dewasa di seluruh dunia menderita gangguan sakit kepala dan beban yang diberlakukan kepada masyarakat harus ditingkatkan," kata Dr Shekhar Saxena, direktur WHO untuk kesehatan mental dan gangguan penyalahgunaan zat, seperti dilansir Dailymail, Kamis (5/5/2011).
Dr Saxena mengatakan bahwa 47 persen dari semua orang dewasa memiliki gangguan sakit kepala dan biaya keuangan masyarakat melalui produktivitas yang hilang sangat besar.
"Sakit kepala dan gangguan migrain sangat diremehkan dan tidak dilaporkan oleh sistem kesehatan dan menerima terlalu sedikit perhatian. Padahal, sakit kepala dapat melemahkan bagi banyak orang dan membuat mereka tidak mampu bekerja," ujar Dr Saxena.
Menurutnya, selama serangan migrain 90 persen orang menunda pekerjaan rumah tangga, hampir tiga perempat membatasi kemampuan untuk bekerja (di kantor) dan setengah dari mereka kehilangan pekerjaan seluruhnya.
Migrain mempengaruhi sekitar 1 dari 6 wanita dan 1 dari 12 pria, dan diperkirakan merupakan gangguan otak yang paling mahal untuk masyarakat di Uni Eropa dan Amerika Serikat.
Menurut laporan WHO, gangguan sakit kepala sangat menonaktifkan (membuat tidak produktif). Di seluruh dunia, migrain saja menyebabkan 1,3 persen kecacatan karena sakit dan para ahli memperkirakan bahwa secara bersama-sama, semua gangguan sakit kepala memiliki beban biaya yang ganda.
Migrain diperkirakan menyebabkan 400.000 hari kerja atau sekolah hilang setiap tahun per juta penduduk di negara maju, dan di Uni Eropa biaya tahunan total dari semua sakit kepala baru-baru ini diperkirakan mencapai 140 milyar poundsterling atau sekitar 1.976 triliun rupiah.
"Pemerintah harus mengambil isu ini lebih serius, latih personil kesehatan untuk diagnosa gangguan sakit kepala dan pengobatan dan memastikan pengobatan yang tepat tersedia dan digunakan dengan benar," kata Dr Saxena.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar