Pembangkit
tenaga nuklir adalah salah satu energi alternatif untuk mengatasi
kelangkaan bahan bakar fosil karena disebabkan oleh perubahan alam,
perubahan cuaca dan iklim Salah satu energi yang dihasilkan dari
tenaga nuklir digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga nuklir.
Pembangkit listrik tenaga nuklir dapat diandalkan sebagai pemasok
kebutuhan listrik suatu bangsa, sehingga banyak negara membangun
reaktor nuklir untuk memenuhi kebutuhan energinya. Berikut ini adalah
10 negara dengan reaktor nuklir terbanyak
Perancis
merupakan negara yang memiliki reaktor nuklir paling banyak kedua,
yaitu sebanyak 59 reaktor nuklir. Perancis dipaksa memiliki banyak
reaktor nuklir karena, negara ini tidak memiliki sumber daya energi
yang berupa minyak, sebagai sumber energi negara tersebut. Pembangkit
tenaga nuklir Perancis menghasilkan energi 540,6 TWh dan telah
memenuhi sebanyak 78,8% kebutuhan energi listrik di Perancis, angka
ini adalah persentase tertinggi di dunia. Sehingga tarif listrik di
Perancis merupakan yang termurah di Eropa
Jepang
adalah negara ketiga yang memiliki banyak reaktor nuklir, sebanyak 55
reaktor nuklir. Energi nuklir nampaknya merupakan prioritas nasional
yang strategis. Sebagai negara yang kerap dilanda gempa, kerusakan
reaktor nuklir menjadi kekawatiran seluruh rakyat Jepang dan mungkin
juga dunia. Seperti peristiwa 11 Maret 2011, yang telah menghancurkan
sistem pendingin pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima dalam
bencana tsunami. Sedikitnya 140 ribu penduduk atau yang berjarak 20 km
dari reaktor di evakuasi
Russia
memiliki 31 reaktor nuklir dan memiliki sejarah kelam dengan reaktor
nuklirnya di Ukraina (dulu bagian dari SSR) pada reaktor nomor empat
dari Chernobyl Nuclear Power Plant di tahun 1986. Kini pemerintah
Russia lebih berhati-hati dalam mengelola reaktor nuklirnya. Pasokan
listrik Russia tahun 2010 dipenuhi oleh pembangkit listrik tenaga nuklir
sebesar 16% dengan kekuatan sebesar 170,1 TWh. Pemerintah Rusia
merencanakan akan meningkatkan reaktor nuklirnya dari 31 ke 59 reaktor
Inggris
memiliki 19 reaktor nuklir dan telah menghasilkan tenaga nuklir yang
telah menyuplai seperenam kebutuhan listrik Inggris di tahun 2012.
Sejak didirikan tahun 1956, Inggris “hanya” mengalami dua kali
kecelakaan nuklir yaitu di Windscale karena kebakaran tumpukan plutonium
tanggal 8 Oktober 1957 dan di Sellafield karena sebanyak 20 ton
uranium dan 160kg plutonium mengalami kebocoran karena ada pipa yang
retak pada tanggal 19 April 2005
1. Amerika Serikat, 104 reaktor nuklir
Amerika
adalah negara yang paling banyak memiliki reaktor nuklir, yaitu
sebanyak 104 reaktor nuklir komersial. Sebanyak 69 merupakan reaktor
air bertenaga dan 35 reaktor air mendidih. Ada sebanyak 65 pembangkit
listrik tenaga nuklir yang telah memiliki lisensi untuk beroperasi.
Pembangkit tersebut menghasilkan energi listrik sebesar 806,2 TWh dan
telah menyuplai 19,6% kebutuhan listrik total di seluruh AS pada tahun
2008. Bulan Februari 2012, US Nuclear Regulatory Commission telah
menyetujui pembangunan dua reaktor, dengan alasan karena bencana tsunami
yang melanda Jepang 11 Maret 2011 yang telah menghancurkan reaktor
nuklir di Fukushima. Namun rencana pembangunan ini mendapat tentangan
dari aktivis lingkungan dan anti nuklir karena alasan keselamatan publik
dan lingkungan, terlebih dengan bencana di Fukushima yang belum pulih
benar.
2. Perancis, 59 reaktor nuklir
3. Jepang, 55 reaktor nuklir
4. Russia, 31 reaktor nuklir
5. Inggris, 19 reaktor nuklir
6. Canada, 18 reaktor nuklir
7. Korea Selatan, 18 reaktor nuklir
8. China, 17 reaktor nuklir
9. Jerman, 17 reaktor nuklir
10. India, 17 reaktor nuklir
India
memiliki 17 reaktor nuklir dan merupakan sumber energi terbesar ke
empat di India. Jika Jerman mempertimbangkan akan menghentikan energi
nuklirnya karena bencana Fukushima, namun tidak dengan India. Inda
tidak terpengaruh oleh kecelakaan atau bencana di Fukushima. Bahkan di
tahun 2010 India menyusun rencana proyek ambisiusnya untuk
mengembangkan energi nuklir hingga mencapai kapasitas 63.000 MW hingga
tahun 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar