Salah satu upaya untuk menjaga kebersihan organ genital adalah dengan
mencukur rambut pubis atau rambut di sekitar kemaluan. Namun hati-hati,
sembarangan mencukur daerah ini bisa memicu iritasi dan meningkatkan
risiko infeksi kelamin.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sexually Transmitted Infections mengaitkannya dengan risiko penularan molluscum contagiosum. Infeksi tersebut dipicu oleh virus dan bisa menular secara seksual, terutama jika ada iritasi di area genital.
Para peneliti mengatakan mencukur rambut kemaluan sampai habis bisa menyebabkan iritasi atau bahkan luka mikro di permukaan kulit. Luka-luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi infeksi apapun, termasuk molluscum contagiosum seperti yang terungkap dalam penelitian tersebut.
"Peningkatan risiko tersebut juga berlaku untuk jenis infeksi lain seperti kutil genital akibat HPV (Human papilloma Virus) maupun herpes kelamin," kata Francois Desruelles, MD yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari MensHealth.com, Senin (8/7/2013).
Untuk mengurangi risiko tersebut, Dr Desruelles, lebih menganjurkan untuk memotong rambut kemaluan dengan gunting. Sisakan beberapa milimeter dan oleskan krim pelembab untuk mencegah gatal dan iritasi yang bisa memicu luka di permukaan kulit.
Risiko lain dari mencukur rambut kemaluan terlalu pendek atau bahkan sampai habis adalah rambut yang tumbuh terbalik. Pertumbuhan rambut yang terbalik akan menusuk kulit, tumbuh ke dalam dan memicu bengkak-bengkak atau bahkan juga bisa memicu infeksi.
Meski ada risiko penularan penyakit saat mencukur rambut kemaluan, bukan berarti bagian tersebut boleh dibiarkan 'gondrong' tidak terawat. Rambut kemaluan yang terlalu tebal sudah pasti bisa menjadi sarang kuman jika tidak terjaga kebersihannya.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sexually Transmitted Infections mengaitkannya dengan risiko penularan molluscum contagiosum. Infeksi tersebut dipicu oleh virus dan bisa menular secara seksual, terutama jika ada iritasi di area genital.
Para peneliti mengatakan mencukur rambut kemaluan sampai habis bisa menyebabkan iritasi atau bahkan luka mikro di permukaan kulit. Luka-luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi infeksi apapun, termasuk molluscum contagiosum seperti yang terungkap dalam penelitian tersebut.
"Peningkatan risiko tersebut juga berlaku untuk jenis infeksi lain seperti kutil genital akibat HPV (Human papilloma Virus) maupun herpes kelamin," kata Francois Desruelles, MD yang memimpin penelitian itu seperti dikutip dari MensHealth.com, Senin (8/7/2013).
Untuk mengurangi risiko tersebut, Dr Desruelles, lebih menganjurkan untuk memotong rambut kemaluan dengan gunting. Sisakan beberapa milimeter dan oleskan krim pelembab untuk mencegah gatal dan iritasi yang bisa memicu luka di permukaan kulit.
Risiko lain dari mencukur rambut kemaluan terlalu pendek atau bahkan sampai habis adalah rambut yang tumbuh terbalik. Pertumbuhan rambut yang terbalik akan menusuk kulit, tumbuh ke dalam dan memicu bengkak-bengkak atau bahkan juga bisa memicu infeksi.
Meski ada risiko penularan penyakit saat mencukur rambut kemaluan, bukan berarti bagian tersebut boleh dibiarkan 'gondrong' tidak terawat. Rambut kemaluan yang terlalu tebal sudah pasti bisa menjadi sarang kuman jika tidak terjaga kebersihannya.
BSumber: http://health.detik.com/read/2013/07/08/102423/2295241/763/awas-ini-akibatnya-bila-terlalu-bersih-cukur-rambut-kemaluan?991104topnews
Tidak ada komentar:
Posting Komentar