Apabila tiba-tiba prestasi anak menurun di
sekolah, padahal tidak ada perubahan perilaku yang terjadi, maka
sebaiknya periksakan ke dokter mata. Ada kemungkinan anak mengalami
gangguan penglihatan sehingga menganggu kemampun belajarnya.
Tak hanya orang dewasa saja yang bisa mengalami gangguan penglihatan, namun anak-anak juga. Tapi memang, jenis gangguannya bisa berbeda. Pada anak-anak, yang lebih banyak menyerang adalah salah satu dari 3 jenis gangguan berupa kelainan refraktif, mata malas dan juling.
"Biasanya (gangguan yang sering terjadi) pada anak-anak adalah kelainan refraksi yang harusnya pakai kacamata atau kondisi mata tertentu, tapi tidak terdeteksi atau tidak dipakaikan kacamatanya, sehingga perkembangan sel-sel saraf untuk melihat tidak maksimal," kata dr Gitalisa Andayani, SpM kepada detikHealth seperti ditulis Rabu (22/5/2013).
Dr Gita yang merupakan dokter spesialis mata Departemen Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo KIRANA ini menerangkan bahwa terkadang anak kecil sudah harus memakai kacamata untuk mencegah mata malas. Adapun penjelasan gangguan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Kelainan refraktif
Kelainan refraktif atau ketidaknormalan bentuk mata mengakibatkan terjadinya kesalahan bias dan mengakibatkan penglihatan menjadi kabur. Misalnya seperti miopi (Rabun jauh), hipermetropi (Rabun dekat) dan astigmatisme (silinder). Gangguan ini bisa disebabkan faktor keturunan atau kebiasaan yang buruk. Gejalanya adalah anak sering menyipitkan mata saat melihat objek jauh atau melihat televisi dari jarak dekat.
2. Ambliopia atau mata malas
Gangguan ini terjadi karena berbagai faktor yang mengakibatkan otak hanya memproses informasi visual dari salah satu mata yang dominan. Jika tidak ditangani, bisa menyebabkan anak kehilangan pengelihatan secara permanen. Waspadalah bila salah satu mata anak 'mengembara' dan tidak bergerak bersamaan dengan mata lainnya, memiringkan kepala saat melihat sesuatu atau kelopak matanya menurun.
3. Strabismus atau juling
Pada gangguan ini, mata tidak berada dalam posisi sejajar atau bahkan menyilang, namun biasanya satu mata akan tetap lurus. Bila tidak ditangani, strabismus bisa mengakibatkan ambliopia atau mata malas. Ada beberapa bentuk gejala strabismus, misalnya esotropia dimana salah satu atau kedua mata mengarah ke dalam menuju hidung.
Pada gangguan yang disebut eksotropia, salah satu atau kedua mata mengarah keluar. Sedangkan pada gangguan hipertropia, salah satu atau kedua mata mengarah ke atas. Hipotropia merupakan kebalikan dari hipertropia.
"Kalau disebabkan kelainan kacamata bisa dikoreksi dengan kacamata, tapi kalau bukan disebabkan kelainan kacamata, seringkali perlu tindakan. Kesembuhan sangat tergantung jenis penyebab," jelas dr Gita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar