Puluhan ribu penderita asma di India berkerumun untuk mendapat
pengobatan asma gratis. Obat ini berupa ikan sarden hidup yang diolesi
pasta herbal berwarna kekuningan. Metode penyembuhan asma ini merupakan
pengobatan tradisional turun-temurun dari keluarga Goud di India.
Meskipun banyak mendapat kritikan dari dokter, keluarga Goud tetap bisa menarik ribuan massa dengan formula herbal yang konon diajarkan oleh orang suci sekitar 170 tahun yang lalu. Keluarga Goud menolak mengungkapkan campuran apa saja yang dipakai dalam obatnya dengan alasan dilarang oleh orang suci agar khasiatnya tidak hilang.
Keluarga Goud memberikan pengobatan gratis setiap tahun pada hari yang dipilih oleh astrolog. Hari ini disebut 'Mrigishira Karthi' dan biasanya bertepatan dengan kedatangan musim hujan pada minggu pertama atau kedua bulan Juni. Tahun ini, hari tersebut jatuh di hari Jumat lalu.
Setelah menelan ikan hidup, 'pasien' diminta untuk menghindari makanan yang digoreng dan menjaga pola makan secara ketat selama 45 hari dengan cara berpantang 25 jenis makanan yang berbeda, seperti domba, beras, gula putih, mangga kering, bayam dan mentega.
"Ikan hidup bergerak sambil mengibaskan ekor dan siripnya kemudian dengan mudah masuk ke tenggorokan dan melancarkan dahak, sehingga bisa mengobati asma," kata Harinath Goud seperti dilansir digitaljournal.com, Minggu (10/6/2012).
Keributan yang ditimbulkan mengakibatkan 1 orang meninggal karena serangan jantung dan beberapa orang lainnya mengalami sesak nafas karena menunggu berjam-jam. Stadion yang digunakan untuk memberi obat tidak muat menampung 70.000 orang sekaligus yang langsung menerobos masuk ketika gerbang dibuka.
Beberapa pengunjung yang datang menyalahkan pemerintah setempat karena memilih memilih desa Kattedan di kabupaten Rangareddy sebagai tempat untuk membagikan obat ikan tahunan, bukan lapangan pameran di Nampally yang lebih luas.
"Tindakan pemerintah seolah melecehkan. Saya telah mengajukan permohonan izin untuk pembagian obat bulan lalu. Anehnya permintaan saya ditolak dengan alasan sudah dipesan oleh orang lain. Jadi kami memutuskan untuk membagikan obat di Kattedan," kata Harinath Goud.
Menurut keluarga Goud, pada tahun 1845, orang suci Hindu memberikan kakek buyutnya ramuan ajaib ini. Ramuan ini diturunkan kepada Shiva Ram Goud, kemudian diberikan ke Shanker Goud dan mengajarkannya kepada 5 orang anaknya: Harinath Goud, Sri Vishwanath Goud, Uma Maheshwar Goud, Somalingam Goud dan Shivram Goud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar