Bertengkar dengan pasangan tidak selamanya
buruk. Menurut pakar pernikahan, semakin jarang pasangan jarang
bertengkar maka pernikahanya bisa dikatakan tidak stabil. Mengapa?
Penelitian dari India menjelaskan bahwa berdebat tiap seminggu sekali memiliki efek positif bagi kelanggengan pernikahan. Para peneliti menemukan, 44 persen pasangan menikah percaya bahwa pertengkaran dapat membantu menjaga agar 'jalur' komunikasi tetap efektif dan terbuka.
Hal ini pun diamini oleh dr. John Gottman, peneliti pernikahan dan parenting sekaligus psikolog dari University of Washington. Ia menemukan dalam penelitiannya, bahwa pernikahan yang kuat memerlukan beberapa energi negatif. Perang argumen sesekali dapat membuat hubungan pernikahan jadi dinamis dan tidak monoton.
Seberapa sering pertengkaran yang tepat?
Dr. John Gottman mengungkapkan, pasangan yang memiliki rasio lima kali berinteraksi emosional, baik positif dan negatif memiliki pernikahan yang kuat. Walau pertengkaran bisa berakibat baik, namun perilaku kasar tidak termasuk di dalam teori yang ditemukan oleh Gottman.
"Jika saat berargumen, Anda atau pasangan mulai menggunakan kata-kata serta perilaku kasar berarti Anda berdua sudah terlalu jauh," jelas Gottman, seperti yang dikutip dari Your Tango.
Aturan Bertengkar
Banyak orang yang merasa tidak nyaman dengan kemampuan berargumennya. Jika salah seseorang tidak mengekspresikan rasa marah dan perselisihan kepada pasangannya, makan mereka akan melupakan perasaan tersebut. Hal ini tentu akan menjadi bom waktu.
Perasaan negatif dan positif harus selalu disalurkan. Jika pasangan sedang menutup diri, maka Andalah yang harus membuka diri. Begitu pun sebaliiknya.
Sumber : wolipop.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar