Infertilitas, ketidaksuburan atau kemandulan tidak selalu disebabkan
oleh gaya hidup yang buruk atau akibat kebiasaan seksual. Beberapa
penyakit juga bisa menyebabkan ketidaksuburan pada pria dan wanita.
Ketidaksuburan dapat dijelaskan sebagai ketidakmampuan biologis untuk hamil atau menghamili, bahkan setelah mencoba untuk waktu yang lama. Dalam beberapa kasus, masalah ketidaksuburan disebabkan karena pasangan pria. Namun dalam kasus lain hal tersebut disebabkan karena perempuan dan dalam kasus lainnya karena keduanya.
Berikut penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan ketidaksuburan, seperti dilansir boldsky, Sabtu (9/6/2012):
1. Diabetes pada pria
Diabetes telah didiagnosa sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan masalah infertilitas pada pria. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Inggris, sperma pada pria diabetes mengalami kerusakan DNA. Konsentrasi sperma juga terpengaruhi secara signifikan dalam kasus ini.
Perubahan konsentrasi dan kerusakan DNA menyebabkan embrio tidak dapat terbentuk juga tidak dapat memberikan semua kode genetik.
2. Penyakit Celiac pada pria dan wanita
Penyakit Celiac adalah suatu kondisi di mana lapisan dari usus kecil rusak sehingga tidak bisa menyerap bagian dari makanan yang penting agar tubuh tetap sehat.
Wanita yang menderita penyakit ini biasanya memiliki masa reproduksi lebih pendek dan menopause dini. Sedangkan pada pria, penyakit ini dapat menyebabkan disfungsi gonad yang berpengaruh terhadap fungsi testis. Jadi penyakit ini adalah salah satu penyebab kemandulan.
3. Gangguan tiroid pada wanita
Lebih dari 10 persen masalah ketidaksuburan pada wanita adalah karena berat badan dan gangguan pada tiroid. Masalah tiroid mempengaruhi ovulasi dan kemampuan seseorang untuk mempertahankan kehamilan.
Wanita dengan antibodi tiroid memiliki peningkatan jumlah sel pembunuh alami yang menyerang perkembangan embrio, yang berimplantasi mengganggu dan bahkan menyebabkan keguguran pada beberapa kasus.
Tetapi tak perlu khawatir bagi yang memiliki gangguan tiroid. Wanita dengan gangguan tiroid dapat dengan mudah mempertahankan kehamilan dengan pengobatan medis yang efektif (http://health.detik.com).
Ketidaksuburan dapat dijelaskan sebagai ketidakmampuan biologis untuk hamil atau menghamili, bahkan setelah mencoba untuk waktu yang lama. Dalam beberapa kasus, masalah ketidaksuburan disebabkan karena pasangan pria. Namun dalam kasus lain hal tersebut disebabkan karena perempuan dan dalam kasus lainnya karena keduanya.
Berikut penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan ketidaksuburan, seperti dilansir boldsky, Sabtu (9/6/2012):
1. Diabetes pada pria
Diabetes telah didiagnosa sebagai salah satu penyakit yang menyebabkan masalah infertilitas pada pria. Sesuai penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Inggris, sperma pada pria diabetes mengalami kerusakan DNA. Konsentrasi sperma juga terpengaruhi secara signifikan dalam kasus ini.
Perubahan konsentrasi dan kerusakan DNA menyebabkan embrio tidak dapat terbentuk juga tidak dapat memberikan semua kode genetik.
2. Penyakit Celiac pada pria dan wanita
Penyakit Celiac adalah suatu kondisi di mana lapisan dari usus kecil rusak sehingga tidak bisa menyerap bagian dari makanan yang penting agar tubuh tetap sehat.
Wanita yang menderita penyakit ini biasanya memiliki masa reproduksi lebih pendek dan menopause dini. Sedangkan pada pria, penyakit ini dapat menyebabkan disfungsi gonad yang berpengaruh terhadap fungsi testis. Jadi penyakit ini adalah salah satu penyebab kemandulan.
3. Gangguan tiroid pada wanita
Lebih dari 10 persen masalah ketidaksuburan pada wanita adalah karena berat badan dan gangguan pada tiroid. Masalah tiroid mempengaruhi ovulasi dan kemampuan seseorang untuk mempertahankan kehamilan.
Wanita dengan antibodi tiroid memiliki peningkatan jumlah sel pembunuh alami yang menyerang perkembangan embrio, yang berimplantasi mengganggu dan bahkan menyebabkan keguguran pada beberapa kasus.
Tetapi tak perlu khawatir bagi yang memiliki gangguan tiroid. Wanita dengan gangguan tiroid dapat dengan mudah mempertahankan kehamilan dengan pengobatan medis yang efektif (http://health.detik.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar