Praktisi Kesehatan Masyarakat dan Ahli Gizi dari Universitas Indonesia, Wahyu Kurnia Yusin Putra menjelaskan, penyebaran makanan kedaluarsa menjelang lebaran sudah terpola.
''Menjelang lebaran memang selalu begitu,'' katanya, Ahad (30/6).
Pemerintah, BPOM, dan aparat keamanan harus lebih teliti jika melakukan razia. Razia tidak saja dilakukan di pasar dan minimarket, tapi di tempat kios kecil yang memungkinkan terjadinya penipuan makanan kadaluarsa.
Wahyu mengatakan, ketelitian sangat perlu karena dalam banyak kasus, tanggal kadaluarsa masih tetap tapi bahan makanan di dalamnya sudah kadaluarsa.
''Ada proses 'pembaruan kaleng' yang tidak diiringi dengan pembaruan makanan,'' katanya.
Menurut Wahyu, ini jelas merugikan masyarakat. Dalam makanan kadaluarsa terdapat banyak zat dan bakteri yang membahayakan masyarakat.
Efeknya yang ditimbulkan akibat makanan kadaluarsa tersebut mulai dari mual, pusing, diare, ''Sampai kepada kematian,'' katanya.
Wahyu menjelaskan, dalam makanan kaleng yang kadaluarsa khusunya, ada semacam bakteri bernama 'Clostridium Botulinum'. Dengan bakteri ini sedikit saja, bisa memungkinan kematian bagi orang.
Wahyu mengatakan, bakteri ini banyak mendiami makanan berkaleng yang sudah kadaluarsa. Menurut Wahyu, makanan kadalursa tersebut adalah makanan yang sudah melewati patokan tanggal layak konsumsi.
Jika sudah melewati, kelayakannya sudah hilang, dan akan muncul sisi keberbahayaannya. ''Kalau sudah kadaluarsa di jual lagi, sangat berbahaya bagi manusia,'' katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar