“Pada dua puluh tahun lalu, ketidaksetiaan istri hanya mencapai 14,7 persen,” tulis Daily Mail, Selasa, 2 Juli 2013, merujuk hasil survei Pusat Kajian Opini Nasional (NORC). Adapun para suami, menurut hasil kajian tersebut, memiliki tingkat ketidaksetiaan sebesar 21 persen.
Menurut sosiolog dari Auburn University, Amerika Serikat, tingginya tingkat ketidaksetiaan istri dipicu oleh kemandirian finansial dan sosial media. Kini, wanita tak takut lagi jika mengalami perpisahan dengan suami. Sebab, banyak wanita mampu menghidupi diri dan keluarga tanpa bantuan suami. Dahulu, wanita sangat takut jika kehilangan suami karena sama artinya dengan hilangnya sumber finansial.
Senada dengan pernyataan tersebut, sosiolog University of Washington, Pepper Schwartz, mengatakan kaum hawa kini mampu meredam konsekuensi perceraian. "Mereka memiliki pendapatan yang tinggi dan prospek pekerjaan yang baik.” Kata Pepper.
Sementara itu, sosial media ternyata sangat membantu wanita dan pria untuk mempermudah perselingkuhan mereka. Lewat media sosial, seseorang sangat rentan terlibat perselingkuhan. Apalagi situs perjodohan online juga semakin menjamur. “Sudah ada pergeseran budaya,” kata Noel Biderman, CEO Avid Life Media Inc. yang berbasis di Toronto. “Sebagai laki-laki, tampaknya kita harus mulai waspada."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar