Tidak pernah terbayangkan dalam hidup wanita
ini sebelumnya kalau dirinya akan dikira teroris karena menyusui
bayinya di tempat umum. Tapi itulah yang terjadi pada wanita bernama
Roseline Remans dan suaminya Tom Neijens.
Roseline dan Tom menceritakan kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami itu dalam wawancara dengan New York Post. Keduanya mengalami kejadian tersebut saat mereka tengah duduk di dalam klub golf, Metropolis Country Club, New York, AS pada 8 Juni lalu.
Pada petugas di klub golf tersebut, Tom bertanya apakah mereka bisa makan siang di restoran yang ada di klub tersebut walaupun mereka bukan anggota. Staf kemudian mengizinkan Tom dan anak istrinya makan siang di area teras. Setelah mendapat duduk, Roseline pun menyusui bayi perempuannya, Luka.
Di tengah proses menyusui itu, tiba-tiba saja seorang manajer wanita mendatangi Roseline. "Dia bilang, tolong pergi secepatnya karena kami mengganggu anggota lain," ujar Tom yang merupakan seorang diplomat asal Belgia.
Saat diusir, Roseline mengatakan pada sang manajer klub kalau dia hanya butuh beberapa menit saja untuk menyusui putrinya. Namun sang manajer keukeuh memintanya berhenti menyusui dan melanjutkannya di kamar mandi. Permintaan tersebut membuat Roseline tidak nyaman.
"Kamu tidak akan meminta seseorang makan siang di kamar mandi bukan? Jadi kenapa kamu meminta seorang bayi makan siang di sana," begitu kata Tom pada sang manajer, membela istrinya.
Beberapa menit setelah perdebatan itu, polisi mendatangi mereka. Seorang detektif bernama Scott Harding berteriak dan meminta untuk menutup pintu. Dua orang lain yang sedang makan di area teras diminta meninggalkan tempat.
"Dia berjalan seperti dalam film koboi. Satu tangannya memegang senjata dan tangan lainnya senjata setrum," kenang Tom. Dia mengingat lagi, petugas kepolisian itu kemudian mengatakan kalau mereka melakukan pelanggaran. Menurut polisi, beberapa orang di klub juga menganggap mereka adalah teroris karena memiliki tas backpack berwarna hitam.
Roseline yang hampir menangis, bertanya pada polisi, apakah memang seorang teroris akan menyusui bayinya di klub eksklusif. Polisi kemudian menjawab, "Di Srilanka, bayi biasa dimanfaatkan oleh teroris."
Petugas kepolisian baru memelankan nada bicaranya saat Tom mengungkapkan identitasnya bahwa dia adalah diplomat dari Belgia. Sang polisi kemudian meminta Tom dan istrinya paham kalau klub tersebut dilanda kekhawatiran karena sebelumnya pernah mendapat ancaman teroris. Pasangan Tom dan Roseline serta bayi mereka kemudian diantar keluar oleh polisi dari klub golf tersebut melalui pintu belakang.
Atas tindakan tidak menyenangkan yang dialaminya itu Tom mengirimkan email pada pihak Metropolis Country Club. Dia menuntut permintaan maaf dari pihak klub golf tersebut.
"Aku sangat khawatir dengan staff kalian yang tidak bisa membedakan antara pasangan Eropa yang sedang mencari tempat tenang untuk menyusui bayinya dengan teroris pembunuh yang membawa backpack," begitu tulis Tom.
Sampai saat ini pihak Metropolisi Country Club menolak memberikan komentar. Sedangkan pihak kepolisian mengatakan kalau insiden tersebut sebuah kesalahpahaman budaya.
Roseline dan Tom menceritakan kejadian tidak menyenangkan yang mereka alami itu dalam wawancara dengan New York Post. Keduanya mengalami kejadian tersebut saat mereka tengah duduk di dalam klub golf, Metropolis Country Club, New York, AS pada 8 Juni lalu.
Pada petugas di klub golf tersebut, Tom bertanya apakah mereka bisa makan siang di restoran yang ada di klub tersebut walaupun mereka bukan anggota. Staf kemudian mengizinkan Tom dan anak istrinya makan siang di area teras. Setelah mendapat duduk, Roseline pun menyusui bayi perempuannya, Luka.
Di tengah proses menyusui itu, tiba-tiba saja seorang manajer wanita mendatangi Roseline. "Dia bilang, tolong pergi secepatnya karena kami mengganggu anggota lain," ujar Tom yang merupakan seorang diplomat asal Belgia.
Saat diusir, Roseline mengatakan pada sang manajer klub kalau dia hanya butuh beberapa menit saja untuk menyusui putrinya. Namun sang manajer keukeuh memintanya berhenti menyusui dan melanjutkannya di kamar mandi. Permintaan tersebut membuat Roseline tidak nyaman.
"Kamu tidak akan meminta seseorang makan siang di kamar mandi bukan? Jadi kenapa kamu meminta seorang bayi makan siang di sana," begitu kata Tom pada sang manajer, membela istrinya.
Beberapa menit setelah perdebatan itu, polisi mendatangi mereka. Seorang detektif bernama Scott Harding berteriak dan meminta untuk menutup pintu. Dua orang lain yang sedang makan di area teras diminta meninggalkan tempat.
"Dia berjalan seperti dalam film koboi. Satu tangannya memegang senjata dan tangan lainnya senjata setrum," kenang Tom. Dia mengingat lagi, petugas kepolisian itu kemudian mengatakan kalau mereka melakukan pelanggaran. Menurut polisi, beberapa orang di klub juga menganggap mereka adalah teroris karena memiliki tas backpack berwarna hitam.
Roseline yang hampir menangis, bertanya pada polisi, apakah memang seorang teroris akan menyusui bayinya di klub eksklusif. Polisi kemudian menjawab, "Di Srilanka, bayi biasa dimanfaatkan oleh teroris."
Petugas kepolisian baru memelankan nada bicaranya saat Tom mengungkapkan identitasnya bahwa dia adalah diplomat dari Belgia. Sang polisi kemudian meminta Tom dan istrinya paham kalau klub tersebut dilanda kekhawatiran karena sebelumnya pernah mendapat ancaman teroris. Pasangan Tom dan Roseline serta bayi mereka kemudian diantar keluar oleh polisi dari klub golf tersebut melalui pintu belakang.
Atas tindakan tidak menyenangkan yang dialaminya itu Tom mengirimkan email pada pihak Metropolis Country Club. Dia menuntut permintaan maaf dari pihak klub golf tersebut.
"Aku sangat khawatir dengan staff kalian yang tidak bisa membedakan antara pasangan Eropa yang sedang mencari tempat tenang untuk menyusui bayinya dengan teroris pembunuh yang membawa backpack," begitu tulis Tom.
Sampai saat ini pihak Metropolisi Country Club menolak memberikan komentar. Sedangkan pihak kepolisian mengatakan kalau insiden tersebut sebuah kesalahpahaman budaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar