Lompatan jumlah populasi nyamuk ini disebabkan telur-telur Gallinipper menetas setelah hujan badai dan banjir yang menimpa negara itu pada musim panas lalu. Telur yang diproduksi tahun lalu, akhirnya "panen" di musim panas ini.
"Saya tidak terkejut dengan jumlahnya, mengingat angka yang kita lihat tahun lalu. Di saat kita dilanda musim hujan, maka kita akan melihatnya lagi," kata Phil Kaufman, entomolog dari Universityof Florida, sebagaimana dilansir Live Science dan situs apakabardunia.com.
Kaufman menjelaskan telur Gallinipper sangat tangguh, tidak mudah menetas. Telur bisa bertahan selama bertahun-tahun, menunggu air bah datang yang akan membuatnya menetas.
"Bahkan, saat masih berupa larva, Gallinipper sudah mampu memangsa makhluk kecil yang hidup di air," Kaufman menambahkan.
Setelah dewasa, Gallinipper menjadi hama yang rakus. Ia akan mencari mangsa siang dan malam, berbeda dengan nyamuk biasa yang mencari mangsa saat malam dan pagi.
Gigitannya pun bertenaga, bisa menembus pakaian. Tak hanya itu, nyamuk menyeramkan ini juga dikenal sebagai pemangsa hewan peliharaan, hewan liar, dan ikan
BACA JUGA
ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar