Berbagai penelitian membuktikan tidur berpasangan lebih sehat dibanding tidur sendirian. Bahkan meski pasangan punya kebiasaan
mendengkur atau suka menggeretakkan gigi, manfaat tidur bersama tetap
lebih besar dibanding berisiknya.
Penelitian terbaru di University of Pittsburg kembali membuktikan hal itu. Menurut penelitian ini, tidur berpasangan bisa menurunkan kadar kortisol atau hormon stres sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur karena tidurnya menjadi lebih nyenyak.
Tidak hanya membuat orang lebih nyaman dan merasa terlindungi, tidur berpasangan juga menurunkan kadar sitokinin. Protein sitokinin banyak dikaitkan dengan inflamasi atau radang dan bisa memicu penyakit mematikan seperti serangan jantung dan berbagai penyakit autoimun.
"Tidur bersama merupakan perilaku sehat yang sangat penting karena berkaitan dengan risiko sakit jantung dan kesehatan jiwa. Terbukti, orang yang menikah umurnya bisa lebih panjang dari yang terus melajang," kata seorang peneliti, Wendy Troxel seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (12/6/2012).
Yang lebih mengejutkan lagi, manfaat tidur berpasangan tetap lebih besar daripada tidur sendiri meski pasangannya punya gangguan tidur. Padahal selama ini, pasangan yang mendengkur, suka menggeretakkan gigi (bruxism) dan menendang-nendang saat tidur dianggap mengusik kenyamanan tidur.
Pada perempuan khususnya, punya pasangan yang tidurnya tidak tenang memang sangat mengganggu. Tidur jadi ikut-ikutan tidak nyenyak, bahkan di luar negeri tidak sedikit kasus perceraian berawal dari masalah sepele yakni gara-gara pasangannya suka mendengkur.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa gangguan tidur paling besar pada perempuan adalah dari pasangan tidurnya. Namun demikian, ketika tidak ada laki-laki di ranjangnya, perempuan cenderung lebih tidak tenang tidurnya sehingga tidurnya tetap tidak tenang," kata ilmuwan lainnya, Prof Jim Horne dari Loughborough University.
Penelitian terbaru di University of Pittsburg kembali membuktikan hal itu. Menurut penelitian ini, tidur berpasangan bisa menurunkan kadar kortisol atau hormon stres sehingga bisa meningkatkan kualitas tidur karena tidurnya menjadi lebih nyenyak.
Tidak hanya membuat orang lebih nyaman dan merasa terlindungi, tidur berpasangan juga menurunkan kadar sitokinin. Protein sitokinin banyak dikaitkan dengan inflamasi atau radang dan bisa memicu penyakit mematikan seperti serangan jantung dan berbagai penyakit autoimun.
"Tidur bersama merupakan perilaku sehat yang sangat penting karena berkaitan dengan risiko sakit jantung dan kesehatan jiwa. Terbukti, orang yang menikah umurnya bisa lebih panjang dari yang terus melajang," kata seorang peneliti, Wendy Troxel seperti dikutip dari Dailymail, Selasa (12/6/2012).
Yang lebih mengejutkan lagi, manfaat tidur berpasangan tetap lebih besar daripada tidur sendiri meski pasangannya punya gangguan tidur. Padahal selama ini, pasangan yang mendengkur, suka menggeretakkan gigi (bruxism) dan menendang-nendang saat tidur dianggap mengusik kenyamanan tidur.
Pada perempuan khususnya, punya pasangan yang tidurnya tidak tenang memang sangat mengganggu. Tidur jadi ikut-ikutan tidak nyenyak, bahkan di luar negeri tidak sedikit kasus perceraian berawal dari masalah sepele yakni gara-gara pasangannya suka mendengkur.
"Penelitian kami menunjukkan bahwa gangguan tidur paling besar pada perempuan adalah dari pasangan tidurnya. Namun demikian, ketika tidak ada laki-laki di ranjangnya, perempuan cenderung lebih tidak tenang tidurnya sehingga tidurnya tetap tidak tenang," kata ilmuwan lainnya, Prof Jim Horne dari Loughborough University.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar