Harimau Jawa adalah harimau hidup di pedaman Indonesia selain harimau
Sumatra dan Bali. Penyebarannya (saat belum punah) melingkupi pedalamaan
jawa bagian timur, tengah dan Ujung Kulon.
Faktor yang dianggap paling bertanggung jawab atas punahnya Harimau Jawa adalah kerusakan habitat akibat tekanan penduduk dan perburuan liar pada awal abad ke-20. Pada tahun 1920-an populasinya sudah berkurang drastis dan telah ada upaya dari pemerintah Hindia Belanda untuk melindunginya dengan melarang perburuan harimau ini. Upaya ini dilanjutkan oleh pemerintah Republik Indonesia setelah kemerdekaan.
Faktor yang dianggap paling bertanggung jawab atas punahnya Harimau Jawa adalah kerusakan habitat akibat tekanan penduduk dan perburuan liar pada awal abad ke-20. Pada tahun 1920-an populasinya sudah berkurang drastis dan telah ada upaya dari pemerintah Hindia Belanda untuk melindunginya dengan melarang perburuan harimau ini. Upaya ini dilanjutkan oleh pemerintah Republik Indonesia setelah kemerdekaan.
Foto Harimau Jawa yang diambil pada 1938 di Ujung Kulon
Pada tahun 1950-an dilaporkan hanya ada tinggal 25 ekor saja. Lalu pada
tahun 1979 dilaporkan hanya tinggal 3 ekor saja, hingga akhirnya harimau
terakhir yang bertahan mati di tahun 1980.
Harimau Jawa memiliki tubuh yang lebih besar dari Harimau Sumatera dan Bali. Bobot rata-ratanya untuk jantan antara 150-200 kg dan panjang rata-rata untuk harimau dewasa adalah 2,5 meter.
Harimau Bali
Harimau Bali telah dinyatakan punah tanggal 27 September 1937. Harimau ini adalah jenis harimau terkecil dari semua jenis harimau di yang ada di dunia. Walau ukurannya kecil, ia memiliki warna kulit atau loreng yang terang dari semua jenis harimau. Hal inilah salah satu penyebab mengapa jenis ini sangat banyak diburu hingga akhirnya punah. Keunikannya tidak ada yang menandingi.
Harimau Jawa memiliki tubuh yang lebih besar dari Harimau Sumatera dan Bali. Bobot rata-ratanya untuk jantan antara 150-200 kg dan panjang rata-rata untuk harimau dewasa adalah 2,5 meter.
Harimau Bali
Harimau Bali telah dinyatakan punah tanggal 27 September 1937. Harimau ini adalah jenis harimau terkecil dari semua jenis harimau di yang ada di dunia. Walau ukurannya kecil, ia memiliki warna kulit atau loreng yang terang dari semua jenis harimau. Hal inilah salah satu penyebab mengapa jenis ini sangat banyak diburu hingga akhirnya punah. Keunikannya tidak ada yang menandingi.
Pada tahun 1986 sempat dilaporkan ada warga yang melihat harimau ini di alam liar, dan telah dikonfirmasi kebenarannya. Sayangnya para peneliti sangat terlambat menanggapinya sampai akhirnya mereka hanya menemukan bangkai harimau bali di tahun yang sama. Dan hingga saat ini tidak ada lagi laporan dari warga telah melihat harimau ini.(livakara.com)
Baca juga artikel
menarik lainnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar