Sebuah perusahaan di Massachusetts yang bernama DrinkSavvy membuat
gelas, sedotan, dan sendok berbahan plastik yang mampu mendeteksi aman
atau tidaknya minuman. Gelas, sendok dan sedotan tersebut sebelumnya
telah dilapisi obat yang bekerja untuk memberikan reaksi untuk menandai
aman atau tidaknya minuman.
Perusahaan ini mendapat perhatian umum setelah berkampanye bahwa mereka menghasilkan obat yang mampu mendeteksi minuman melalui perlengkapan minum. Ketika publik mengetahui hal itu, hasil kampanye lebih dari US$ 50 ribu mereka dapat. Dana tersebut untuk biaya pembuatan gelas dan sedotan.
Pendiri DrinkSavvy, Michael Abramson yang merupakan lulusan dari Worcester Polytechnic Institute, menjelaskan temuan ini didasari pengalaman buruknya ketika berada di suatu pesta. Seseorang mencampurkan semacam obat perangsang ke dalam minuman yang dia minum.
Kini, Abramson menyewa seorang pengacara untuk mengurus hak paten atas temuannya dan bekerja sama dengan WPI kimia, serta peneliti biokimia agar obat-obatan yang dicampur diam-diam ke dalam minuman seseorang dapat terlihat.
Abramson dan tim kini berhasil menciptakan produk perlengkapan minum berupa sedotan dan gelas plastik seberat 16 ons yang mengandung bahan khusus. Jika terkena zat-zat tertentu, makan mereka akan berubah warna.
Pada gelas plastik, akan muncul garis-garis berwarna merah. Sedangkan pada sedotan akan berubah menjadi berwarna merah. Perubahan tersebut terjadi ketika di dalam minuman ternyata mengandung obat-obatan seperti halnya obat perangsang Rohypnol dan Ketamin.
Perusahaan ini merencanakan pada tahun selanjutnya untuk mengembangkan produk pengaman dalam rupa botol dan kaleng. Abramson berharap agar bar, klub, maupun perguruan tinggi untuk menggunakan produk tersebut. Tujuannya untuk memberi rasa aman dan menghindar dari hal-hal yang merugikan seseorang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar