Penumpang idaman menurut para awak kabin adalah laki-laki usia 30 tahunan, yang melakukan perjalanan seorang diri untuk berlibur dan bukan untuk tujuan bisnis. Selain itu, mereka yang duduk di kelas ekonomi lebih menarik ketimbang penumpang di kelas premium.
"Ini kali pertama kami melakukan survei internasional yang melibatkan awak kabin," kata Ira Noviani, Manajer Pengembangan Pasar Skyscanner untuk Indonesia, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 17 November 2012.
Ira menjelaskan, survei ini dilakukan melalui e-mail dari database Cabincrew.com yang berasal dari awak kabin dari berbagai kebangsaan di seluruh dunia. Dari skor 0 hingga 10, para awak kabin memberikan nilai tertinggi untuk penumpang laki-laki yang berusia 30–41 tahun.
Tak hanya mengungkapkan kriteria penumpang idaman para awak kabin, survei ini juga menunjukkan kebiasaan penumpang yang tidak disukai pramugari dan pramugara. Kebiasaan itu antara lain menjentikkan jari untuk memanggil awak kabin, meninggalkan tempat duduk sebelum lampu dipadamkan, memasukkan terlalu banyak tas jinjing ke dalam loker di atas tempat duduk, serta mengeluh tidak ada tempat untuk tas mereka di dalam loker.
Kebiasaan lain yang membuat awak kabin jengkel adalah berbicara ketika ada peragaan keselamatan, meminta tambahan bantal dan selimut, membuang sampah di kantong tempat duduk, meminta makanan yang berbeda, menyalakan bel untuk mengeluh soal pengatur suhu, dan meminta minuman merek tertentu.
Selama ini, kata Ira, tugas sebagai awak kabin dianggap sebagai pekerjaan yang glamor dan paling diminati. Setiap harinya, awak kabin pesawat bertemu dan menyapa hampir 3 juta orang yang bepergian dari segala penjuru dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar