Berapa
jam berpuasa di Indonesia? Beruntung karena negara kita ini terletak di
daerah tropis pada koordinat 6°LU - 11°08'LS dan dari 95°'BT -
141°45'BT. Sehingga Tanah Air tercinta kita ini memiliki durasi
kemunculan dan tenggelam matahari yang hampir sama, antara 14 jam an.
Bagaimana dengan negara-negara lain di luar Indonesia? Ini cerita saya berpuasa di negara asal ponsel Nokia, Finlandia.
Di tahun 2012 ini, Saya berkesempatan riset di University of
Helsinki. Empat bulan sudah tinggal di sini, dan memang diawal
kedatangan, pertanyaan tentang bagaimana pelaksanaan puasa di waktu
musim panas hadir di benak saya. Jika kita jenguk teman-teman di India,
New Delhi misalnya, cukup ditambah sejam saja dari durasi puasa di tanah
air, no problem lah. Kalau yang di Itali, Roma, tambah sekitar dua
setengah jam, hmmpp... lumayan juga. Lebih ke utara lagi, Finlandia,
wow tambahnya 6-7 jam, jadi total 20-21 jam. Ckckck...How can? Sedangkan
malam hanya singgah 3 sampai 4 jam. Komentar wajar yang akan muncul
bagi mereka yang baru datang.
Saya pun mencoba untuk mencari tahu tentang bagaimana pelaksanaan puasa di negeri dengan penduduk sebesar lima juta jiwa yang mendiami lebih dari 330.000 km² ini. Ketika bertanya dengan teman-teman Indonesia yang sudah lama tinggal di Finlandia, mereka mengatakan bahwa mereka sanggup untuk menjalankan puasa sepanjang sekitar lebih dari 80% hari ini.
Saya pun mencoba untuk mencari tahu tentang bagaimana pelaksanaan puasa di negeri dengan penduduk sebesar lima juta jiwa yang mendiami lebih dari 330.000 km² ini. Ketika bertanya dengan teman-teman Indonesia yang sudah lama tinggal di Finlandia, mereka mengatakan bahwa mereka sanggup untuk menjalankan puasa sepanjang sekitar lebih dari 80% hari ini.
Menurut mereka, dalam menjalani puasa yang cukup panjang itu terasa
biasa-biasa saja. Sungguh luar biasa Tuhan menciptakan tubuh manusia
yang begitu mudah untuk beradaptasi. Namun demikian, wajar jika
seseorang merasa berat saat mengetahui pertama kali kenyataan tersebut.
Rasanya nyali ini sudah ciut duluan mengingat durasi siang yang sangat
mendominasi hari adalah hal yang tidak pernah terjadi di Indonesia.
Saya pun masih penasaran dengan situasi yang cukup menggelitik itu.
Namun keyakinan bahwa Tuhan (ajaran agama) itu tidak mungkin akan
memberatkan umatnya selalu hadir dalam hati ini. Pencetus Food Combining
Indonesia, Andang Gunawan, menganjurkan untuk memilih menu yang
sederhana namun bergizi, seperti sayur dan buah. Dia juga menyarankan
agar saat berpuasa kita menghindari makanan bersantan, gula, dan juga
yang berlemak tinggi karena akan menumpuk lama di lambung. Penumpukan
itu akan menyebabkan pembusukan sehingga terjadi radang lambung dan
memicu gejala mag. "Percuma minum obat sakit mag kalau pola makan kita
tidak diperbaiki." tandasnya.
Sayur dan buah memang tak boleh ketinggalan saat berpuasa, apalagi
cuaca yang tergolong kering di sini. Sedangkan untuk konsumsi gula, kita
dapat menggantinya dengan jus buah tanpa gula. Asupan gula yang
berlebih justru akan membuat tubuh kita cepat lemas, karena walaupun
gula bisa cepat menaikkan gula darah, namun akan cepat pula turunnya.
Begitu pula jika malas bergerak, tubuh akan terasa lemas akibat kadar
gula dibiarkan menurun drastis.
Selamat menikmati puasa bagi teman-teman di belahan bumi manapun
kalian berada, seperti yang disampaikan oleh pengasuh rubrik kesehatan
acara Oprah Winfrey Show, Dr. Oz, bahwa puasa adalah salah satu bentuk
diet sehat.Puasa adalah salah satu bentuk detoksifkasi yang paling alami dan natural yang dapat dilakukan, daripada melakukan
diet tertentu. Selain itu dengan pola makan yang teratur selama sebulan,
puasa dapat mengkondisikan tubuh untuk mengeluarkan racun, karena
sebenarnya tubuh manusia telah memiliki sistem detoksifikasi secara
alami.
Semoga ulasan ini dapat memberikan manfaat bagi teman-teman. Ingin
berpuasa sesuai dengan waktu puasa daerah manapun, selagi kita menikmati
dan memperbaiki pola makan, maka sehat lahir dan batin diharapkan dapat
tercapai dengan baik.oleh: Zenith Purisha (PPI Finlandia) sedang riset Matematika di Univ Helsinki
Tidak ada komentar:
Posting Komentar