1.Suara Gaduh
Tradisi ini disebut Charivari. Bisa jadi merupakan tradisi pernikahan
paling 'mengganggu'. Bagaimana tidak, rumah sang pengantin baru akan
didatangi kerabat dan tetangga lalu mereka membuat suara segaduh
mungkin. Misalnya memukul-mukul panci dan wajan.
Tradisi ini telah ada sejak abad pertengahan, namun kemungkinan sudah ada jauh sebelum masa tersebut. Tradisi Charivari ada di beberapa lokasi tersebar di Perancis, biasanya dimulai setelah sumpah pernikahan diambil.
2. Cincin di Jari Kaki
Tradisi ini telah ada sejak abad pertengahan, namun kemungkinan sudah ada jauh sebelum masa tersebut. Tradisi Charivari ada di beberapa lokasi tersebar di Perancis, biasanya dimulai setelah sumpah pernikahan diambil.
2. Cincin di Jari Kaki
Biasanya saat menikah, pasangan pengantin menyematkan cincin di jari
manis. Tidak demikian dengan umat Hindu yang melaksanakan tradisi
Bichiya. Bagi orang yang baru menikah, salah satu mempelai memakaikan
cincin kawin di jari pasangannya.
Biasanya cincin kawin yang dipakai berbahan perak dan disematkan di jari kaki mempelai wanita. Karena itu, bila melihat wanita-wanita yang mengenakan cincin seperti ini, kemungkinan ia adalah orang yang telah menikah dan menganut tradisi Bichiya.
3. Tiga Hari Tanpa Toilet
Biasanya cincin kawin yang dipakai berbahan perak dan disematkan di jari kaki mempelai wanita. Karena itu, bila melihat wanita-wanita yang mengenakan cincin seperti ini, kemungkinan ia adalah orang yang telah menikah dan menganut tradisi Bichiya.
3. Tiga Hari Tanpa Toilet
Rasanya yang satu ini tradisi paling unik dan tak masuk akal. Calon
pengantin tidak boleh menggunakan kamar mandi atau toilet selama 3 hari 3
malam. Bila mereka melanggar, maka kehidupan perkawinan mereka bakal
bernasib buruk. Mulai dari kematian anak yang dilahirkan, atau bahkan
jadi mandul.
Biasanya calon pengantin yang melaksanakan tradisi ini hanya diberi sedikit air minum setiap hari agar mereka kuat menjalaninnya. Dan jangan kaget, pelaku tradisi ini tidak jauh dari negara kita. Yakni di Tidong, Sandakan, Sabah, Malaysia.
4. Dansa dengan Mempelai Wanita
Biasanya calon pengantin yang melaksanakan tradisi ini hanya diberi sedikit air minum setiap hari agar mereka kuat menjalaninnya. Dan jangan kaget, pelaku tradisi ini tidak jauh dari negara kita. Yakni di Tidong, Sandakan, Sabah, Malaysia.
4. Dansa dengan Mempelai Wanita
Di Polandia ada tradisi pernikahan yang memungkinkan semua tamu berdansa
dengan mempelai wanita. Saat resepsi, ayahnya akan mengawali dansa
dengan putrinya yang jadi mempelai, lalu saudaranya akan mengedarkan
kain (apron) kepada para tamu.
Mereka yang menempatkan uang akan mendapat kesempatan berdansa dengan mempelai wanita. Hingga tiba saatnya pengantin pria akan melemparkan dompetnya sehingga melebihi semua jumlah uang para tamu lain. Saat inilah sebagai pertanda ia akan membawa istrinya pergi untuk berbulan madu.
Wah, harus yakin punya uang banyak di dompet kalau mau menikah dengan wanita Polandia, ya.. hehehe
5. Ritual Lempar Piring
Mereka yang menempatkan uang akan mendapat kesempatan berdansa dengan mempelai wanita. Hingga tiba saatnya pengantin pria akan melemparkan dompetnya sehingga melebihi semua jumlah uang para tamu lain. Saat inilah sebagai pertanda ia akan membawa istrinya pergi untuk berbulan madu.
Wah, harus yakin punya uang banyak di dompet kalau mau menikah dengan wanita Polandia, ya.. hehehe
5. Ritual Lempar Piring
Tidak diketahui pasti tempat asli tradisi ini berlaku pertama kali,
karena ada di beberapa negara. Ritual lempar piring dilakukan oleh
pasangan pengantin sebagai pertanda bahwa, mereka pasti akan mendapat
rintangan sepanjang bahtera perkawinan mereka. Maka, dengan melempar
piring saat menikah, hal ini dipercaya sebagai persiapan akan berbagai
kemungkinan tak menyenangkan di masa depan. Sekaligus sebagai harapan
bahwa mereka akan beruntung dan langgeng sepanjang hidup.
6. Menculik Pengantin
6. Menculik Pengantin
Tradisi menculik pengantin juga termasuk ritual yang dilaksanakan di
berbagai wilayah dunia, dengan caranya masing-masing. Misalnya di
wilayah Eropa, di Romani dan kamu Gypsi masih melakukan ritual ini. Bagi
mereka, dengan menculik mempelai wanita yang ingin dinikahi dan tetap
menjaganya bersama selama 2 - 3 hari, maka sang wanita akan bersedia
menjadi isteri.
Sementara di negara kita, tradisi menculik pengantin seperti ini bisa ditemukan di daerah Lombok dan juga Lampung.
7. Menikah dengan Hewan
Sementara di negara kita, tradisi menculik pengantin seperti ini bisa ditemukan di daerah Lombok dan juga Lampung.
7. Menikah dengan Hewan
Di beberapa bagian India, ada sebuah kepercayaan bahwa, jika ada bayi
perempuan yang memiliki gigi dengan akar pada gusi bagian atas, maka
menjadi tanda suatu saat ia akan diterkam harimau, atau hal menakutkan
lainnya. Ini merupakan gambaran betapa pengaruh jahat (hantu) sangat
membencinya.
Satu-satunya cara menangkal kemungkinan tersebut yakni menikah dengan hewan. Untungnya ritual pernikahan ini bukan merupakan upacara pernikahan yang sungguh-sungguh. Artinya, hanya sebagai ritual sebagai pengusir roh-roh jahat. Setelah itu, sang wanita bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
8. Disiram Cairan Busuk
Satu-satunya cara menangkal kemungkinan tersebut yakni menikah dengan hewan. Untungnya ritual pernikahan ini bukan merupakan upacara pernikahan yang sungguh-sungguh. Artinya, hanya sebagai ritual sebagai pengusir roh-roh jahat. Setelah itu, sang wanita bisa menikah dengan pria yang dicintainya.
8. Disiram Cairan Busuk
Ritual yang satu ini mirip tradisi ulang tahun di beberapa tempat negeri
kita. Di Skotlandia, seorang calon pengantin yang akan menikah, sebelum
hari upacara perkawinan berlangsung akan mendapat kejutan dari kerabat.
Ia akan secara tiba-tiba disiram cairan busuk mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mulai dari telur busuk, beragam saus, pokoknya apa saja yang membuat kita menahan mual. Tujuan tradisi ini agar calon pengantin dijauhi dari berbagai pengaruh jahat.
9. Lompati Gagang Sapu
Ia akan secara tiba-tiba disiram cairan busuk mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Mulai dari telur busuk, beragam saus, pokoknya apa saja yang membuat kita menahan mual. Tujuan tradisi ini agar calon pengantin dijauhi dari berbagai pengaruh jahat.
9. Lompati Gagang Sapu
Kemungkinan ritual lompat gagang sapu banyak dilakukan orang-orang
barat. Tujuan melompati gagang sapu saat upacara pernikahan adalah,
sebagai awal kehidupan baru mereka, "menyapu" kehidupan di masa lalu.
Ini juga jadi tanda bersatunya dua keluarga, serta sebagai penghormatan
pada para leluhur.
10. Pukul Kaki
10. Pukul Kaki
Ritual pukul kaki bisa dijumpai di Korea Selatan. Biasanya, setelah
upacara pernikahan, sepatu dan kaos kaki sang mempelai pria akan dilepas
oleh teman-temannya. Lalu mengikatkan tali di sekitar pergelangan
kakinya.
Saat inilah teman-teman sang mempelai pria akan mulai memukul telapak kakinya dengan ikan Corvina kuning. Secara bergantian mereka akan terus mendaratkan pukulan tanpa henti. Tujuannya adalah, agar pengantin pria kuat saat malam pertama.
Saat inilah teman-teman sang mempelai pria akan mulai memukul telapak kakinya dengan ikan Corvina kuning. Secara bergantian mereka akan terus mendaratkan pukulan tanpa henti. Tujuannya adalah, agar pengantin pria kuat saat malam pertama.
BACA JUGA ARTIKEL MENARIK LAINNYA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar