Mereka bahkan telah membentuk geng sendiri, seperti Balkon Pai, Fratez, dan D Sixty, dan beberapa nama lain. Untungnya, para pemuda di Thailand hanya meniru gaya berpakaian geng Latino tersebut. Mereka tentu tidak benar-benar mengadaptasi kehidupan geng yang keras dan brutal, seperti apa yang biasa Anda lihat di dunia nyata.
Seperti dilansir Coconuts Bangkok, beberapa dari mereka yang mengikuti tren aneh ini berprofesi sebagai guru, polisi dan bahkan birokrat. Beberapa bahkan harus meminta izin dari keluarga atau istri mereka, sebelum menato tubuh.
D Sixty sendiri adalah sebuah geng yang beranggotakan 27 orang, yang berasal dari distrik Din Daeng. Mereka sudah menjadi geng selama sembilan bulan terakhir. Menurut pengakuan Eak D Sixty, salah satu pemimpin geng tersebut, gengnya dibatasi hanya untuk penduduk setempat Din Daeng saja.
"Orang luar tidak bisa bergabung dengan kami. Tidak peduli seberapa kerennya mereka," akunya.
Menurut Shiro Local, anggota geng Balcony Pain, yang berprofesi sebagai dosen kedokteran di Rangsit University, 8 tahun yang lalu dia mulai mendengarkan musik rap. Dia kemudian mulai melihat orang-orang yang berpakaian dalam gaya Meksiko.
"Saya pikir itu sederhana dan sesuai dengan cuaca di sini," ungkap Shiro.
Shiro mengatakan bahwa dia bertemu gengnya melalui Facebook, saat itu dia diundang untuk membuat musik dengan mereka. Karena budaya Meksiko tidak terlalu populer di Thailand, kebanyakan orang tidak benar-benar mengerti tentang tren tersebut. Tetapi, keluarga mereka tampaknya tidak keberatan dengan tren yang mereka ikuti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar