Senin, 12 November 2012

Pesaing Indonesia Sebagai Kiblat Busana Muslim

Indonesia telah memantapkan diri untuk menjadi kiblat busana muslim dunia pada tahun 2020. "Sebagai negara dengan mayoritas penduduk yang beragama muslim, tak salah jika Indonesia punya cita-cita seperti ini," ungkap Taruna Kusmayadi, ketua Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia, saat pembukaan fashion fair busana muslim di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Desainer busana muslim berlomba-lomba menunjukkan koleksi busana yang stylish dan wearable untuk membuktikan bahwa busana muslim memang telah menjadi busana sehari-hari kaum muslim di Indonesia. Pemerintah pun memberikan banyak bantuan untuk mewujudkan cita-cita tersebut melalui berbagai kementerian, seperti pariwisata dan ekonomi kreatif, perindustrian, dan perdagangan.

Namun, jalan untuk mewujudkan cita-cita ini belum sepenuhnya berjalan mulus. Menurut Euis Saedah, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia, salah satunya kesanggupan para desainer untuk memenuhi permintaan produksi busana muslim.

Namun, jalan untuk mewujudkan cita-cita ini belum sepenuhnya berjalan mulus. Menurut Euis Saedah, Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, masih banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia, salah satunya kesanggupan para desainer untuk memenuhi permintaan produksi busana muslim.

"Indonesia sebenarnya memiliki banyak potensi yang belum banyak digali. Indonesia memiliki sumber daya yang kompeten, sampai bahan baku fashion yang unik dan beragam. Tapi masih ada pekerjaan rumah yang harus dihadapi," jelas Euis.

Siapa Pesaing Berat Indonesia Sebagai Kiblat Busana Muslim? |http://asalasah.blogspot.com/2012/10/pesaing-indonesia-sebagai-kiblat-busana-muslim.htmlSelain masalah teknis seperti bahan baku impor, teknologi, sumber daya manusia, pemasaran, modal, dan desainer muda, perancang Dian Pelangi mengungkapkan hambatan lain yang harus diwaspadai. "Sekarang ini, Indonesia juga punya rival berat dalam busana muslim, yaitu London," tukasnya kepada Kompas Female, saat pemilihan duta muslimah beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut Dian, sekalipun London bukan negara yang mayoritas masyarakatnya muslim, namun kreativitas masyarakat muslim di London tidak dapat diremehkan. Ada beberapa desainer muslim di London yang ternyata lebih aktif dan punya peluang lebih besar untuk menembus fashion dunia.

"Di London, banyak blogger muslimah yang bisa merepresentasikan busana mereka dengan baik, ekspos yang lebih tinggi di berbagai belahan dunia, serta bahasa Inggris yang lebih fasih. Hal inilah yang menjadi keuntungan mereka untuk menjadi lebih terkenal daripada busana muslim Indonesia," katanya.

Meski demikian, Indonesia tak perlu berkecil hati karena semua hambatan itu masih bisa diatasi dengan kemauan dan kerja keras semua pihak. Selain itu, industri busana muslim London sebenarnya masih memiliki berbagai kekurangan. Koleksinya memang stylish dan modern, hanya saja kurang memenuhi beberapa syariat Islam.

"Poin inilah yang bisa diambil untuk menonjolkan busana muslim Indonesia. Karena busana muslim Indonesia adalah busana muslim yang memenuhi syariat Islam namun tetap stylish," saran Dian.(KompasFemale)

Baca juga artikel menarik lainnya:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar