Jumat, 05 Juli 2013

Dilema Menikah Dengan Sahabat, Baik Atau Buruk

Dilema ini sering terjadi pada banyak orang. Ketika persahabatan berubah menjadi cinta, haruskah diteruskan ataukah dihentikan?

Banyak yang berpendapat menikahi sahabat memiliki keuntungan tersendiri. Anda berdua sudah merasa nyaman dan saling mengenal satu sama lain. Sebagian lainnya menganggap menikahi sahabat kurang menguntungkan. Persahabatan yang sudah terjalin baik, bisa rusak dan hilang karena gagalnya percintaan.

Dikutip ezine, diperkirakan ada 6 hal yang akan terjadi ketika menikahi sahabat. Pelajari keenam hal berikut ini baru Anda putuskan apakah akan mengubah persahabatan menjadi cinta atau tetap mempertahankan pertemanan yang sudah terjalin.

Perasaan yang Salah
Sepertinya menyenangkan menikah dengan orang yang sudah Anda kenal dengan baik. Benarkah begitu? Cinta dan persahabatan jika dilebur bisa menjadi perasaan yang membingungkan. Menyayangi satu sama lain sangatlah berbeda dengan jatuh cinta dengan satu sama lain. Anda berdua harus membicarakan dengan serius tentang hubungan ini untuk sama-sama meyakinkan apa yang sebenarnya dirasakan. Bicarakan risiko yang akan terjadi pada persahabatan Anda, termasuk risiko akan kehilangan seorang sahabat.

Periode Penyesuaian yang Singkat
Karena sudah saling mengenal satu sama lain, bisa jadi proses penyesuaian ketika hidup berumahtangga menjadi lebih singkat. Tapi ingat, selama ini Anda mengenal dia sebagai sahabat, bukan pasangan hidup. Jangan terkejut bila Anda akan menemukan sifat-sifat lain dalam dirinya yang selama ini Anda belum pernah tahu. Bisa jadi sifat tersebut sangat bertolak belakang dengan kepribadian yang sebelumnya Anda tahu.

Percaya Diri Berlebihan
Karena merasa sudah saling kenal, kepercayaan diri Anda terhadap hubungan ini cukup tinggi. Hal tersebut bisa juga berakibat tidak baik. Perasaan terlalu nyaman membuat Anda sering melupakan hal-hal penting yang bisa menghangatkan hubungan. Kepercayaan yang berlebihan pada pasangan juga tidak terlalu baik karena bisa membuat Anda lengah. Komunikasi yang baik dan intens tetap perlu dijaga untuk mempertahankan hubungan. Jangan terlalu santai dalam menjalani hubungan dan selalu sadar akan adanya potensi konflik. Karena itu usaha untuk tetap mempertahankan dan menghangatkan hubungan juga perlu dilakukan terus menerus.

Kurang Romantis
Ini masalah umum yang sering terjadi pada pasangan yang mengawali cintanya sebagai sahabat. Sahabat selalu saling curhat, bertukar pikiran, dan bahkan berlibur bersama. Perasaan nyaman yang sudah Anda miliki tersebut bisa saja mengurangi romantisme hubungan. Anda bisa melewatkan bagian ketika Anda saling berdebar-debar ketika bertemu atau saling merindukan seperti kekasih jika sedang berjauhan. Kadang ada pasangan sahabat yang merasa aneh untuk bersikap romantis satu sama lain. Jika bumbu-bumbu romantisme ini terlewatkan maka bisa berakibat kurang baik pada hubungan Anda.

Tak Ada Tempat Mengadu
Dulu ada sahabat yang siap mendengar keluh kesah Anda. Dia yang bisa menenangkan Anda ketika masalah datang menghampiri. Ketika sahabat sudah menjadi pasangan, kepada siapa lagi Anda berpaling. Ketika sahabat menjadi teman, belum tentu akan tetap senyaman sebelumnya untuk curhat kepadanya. Jika salah menyampaikan, bisa-bisa malah menimbulkan salah paham dan konflik dalam hubungan. Hubungan semacam ini memang sering menimbulkan krisis identitas antara status teman dan pasangan.

Kehilangan Sahabat
Seiring berjalannya waktu pernikahan dan segala permasalahan yang menghadapi, hubungan sebagai suami-istri menjadi lebih kental daripada sebagai sahabat. Belum lagi munculnya tanggung jawab bersama membersarkan anak dan bekerja keras untuk keluarga. Pelan-pelan status sahabat hanya merupakan kenangan yang pernah Anda miliki. Hubungan Anda dan dia mungkin saja berubah. Bisa jadi kedekatan dan keterbukaan Anda padanya tak sebesar dulu lagi. Anda menjadi semakin dekat, tapi belum tentu menjadi lebih terbuka dibanding ketika menjadi sahabat sebelumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar