Kamis, 20 Juni 2013

Inilah Event Dengan Peserta Kembar Terbanyak di Dunia

(c) dailymail.co.uk
Kembar.. Kembar... dan kembar lagi.
Itulah mungkin suasana yang bisa digambarkan dalam perayaan ke-21 sebuah departemen yang selama ini meneliti tentang saudara kembar di rumah sakit St. Thomas, London. Uniknya, perayaan ini menghadirkan 375 pasang saudara kembar, atau bisa dibilang 750 orang untuk meramaikan acara tersebut.
Sebelumnya, sekitar lebih dari 12.000 pasangan kembar berusia 16 hingga 101 tahun telah didaftarkan untuk penelitian di departemen yang bernama Department of Twin Research di King’s College, London. Dalam perayaan kali ini, para pasangan kembar berpartisipasi untuk penelitian mengenai telepati.
Para peserta akan diuji dengan menggunakan permainan kartu. Mereka diminta memilih, kartu mana yang sebelumnya telah dipilih oleh pasangan kembar.
(c) dailymail.co.uk(c) dailymail.co.uk
Prof. Spector yang sebenarnya kurang yakin dengan teori telepati ini mengatakan bahwa saat terakhir kali mereka meneliti hal ini, ternyata beberapa pasangan kembar yang menggunakan kacamata yang mampu memantulkan bayangan, memanfaatkan hal itu untuk mencurangi penelitian.
Penelitian oleh departemen ini sudah dilakukan sejak tahun 1992. Hingga kini, mereka masih mencoba meneliti lebih lanjut hubungan antara kondisi fisik dengan identitas mereka saudara kembar tersebut. Saudara kembar memang konon katanya memiliki cara komunikasi yang unik dan cenderung memiliki ikatan batin yang kuat.
(c)dailymail.co.uk(c)dailymail.co.uk
Salah satu contoh mudahnya adalah ketika ratusan pasang saudara kembar menghadiri acara perayaan Department of Twin Research ini. Banyak pasangan kembar yang sengaja berpakaian sama, menggunakan gaya rambut yang sama dan berdiri saling berdampingan. Kompak banget ya?
Well, saudara kembar memang menjadi bahasan yang menarik terkait dengan kemampuan yang sangat baik dalam berkomunikasi dan keterikatan batin yang begitu melekat pada diri mereka. Hingga saat ini, masih banyak mitos si kembar yang coba dipecahkan oleh para peneliti dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar