Sabtu, 22 Juni 2013

Canggihnya Kerja Sistem Tubuh Manusia saat Demam

Subhanallah, manusia benar-benar makhluk yang sempurna sebagaimana pernyataan Allah Ta’ala dalam Surat At-Tin Ayat 4 : “Sesungguhnya Kami ciptakan manusia dalam sebaik-baik bentuk.” Kesempurnaan ini antara lain ditandai dengan penciptaan makhluk kecil dalam tubuh yang berperan aktif menjaga daya tahan tubuh dari pengaruh demam. Makhluk ini bernama hormon kartisol.

Hormon kortisol adalah jenis hormon steroid yang dihasilkan di korteks adrenal  yang terletak di atas ginjal. Setiap hari dihasilkan 40-80 µmol hormon kortisol, hormon ini kemudian menyebar dalam plasma dengan tiga cara, yaitu berupa kortisol bebas, kortisol terikat protein dan kortisol metabolit. Hormon kortisol bekerja dalam tubuh manusia melawan rasa sakit, luka, infeksi, kepanasan, kedinginan, alergi, kekurangan oksigen, lapar, dan faktor-faktor yang meningkatkan suhu tubuh.
 
Pekerjaan hormon kortisol yang multifungsi adalah suatu proses keajaiban yang menakjubkan, di mana kortisol akan bekerja pada sel-sel tertentu seperti sel yang memiliki gembok dan anak kunci tertentu. Ini terjadi dengan melekat ke reseptor di membran sel, atau langsung masuk ke dalam sel dan mengaktifkan sebuah mekanisme di situ. Namun, dengan kedua cara itu molekul hormon harus dirancang khusus untuk sel tempatnya bekerja. Jika ada sedikit ketidakcocokan dalam susunan molekul hormon dan reseptor, sel tak akan dapat dipengaruhi.
 
Saat tubuh mengalami  demam tinggi hormon kortisol akan beraksi menekan demam. Demam dikarenakan kenaikan suhu disebabkan oleh “pusat suhu” di dalam otak, yang diaktifkan oleh zat bernama IL-1 (interleukin). Saat seseorang dalam bahaya kematian karena tingginya suhu tubuh, kortisol menurunkan suhu dengan menghambat produksi IL-1 yang mengaktifkan pusat suhu. Maka, dengan demikian hormon kortisol adalah obat yang secara alami dihasikan oleh tubuh untuk meredakan demam tinggi yang membahayakan tubuh.
 
Pekerjaan-pekerjaan kompleks kortisol adalah suatu perencanaan yang matang dan tanpa cacat, di mana pada suatu waktu kortisol akan bekerja menekan sistem immunitas dan menurunkan migrasi sel darah putih ke dalam zona peradangan serta melakukan fagositosis sel yang rusak. Kortisol juga menghambat terjadinya reaksi peradangan akibat alergi. Saat kortisol meredakan demam dan menekan sistem kerja sistem immunitas maka ada celah di mana pertahanan tubuh dalam bahaya.
 
Pada posisi seorang yang terkena infeksi karena luka dan terjadi perlawanan oleh sistem immunitas, maka akan terjadi reaksi peradangan yang salah satunya akan terjadi demam,  sistem immun akan bekerja keras  menekan peradangan dengan ditandai  hadirnya demam. Namun berkurangnya pasukan immunitas tersebut akan menyebabkan kurangnya perlindungan dan tubuh dalam ancaman bahaya. Sekali lagi hormon kortisol bekerja sebagai sel yang cerdas.
 
Kortisol akan menggerakkan asam amino agar bekerja jika ada luka. Pada saat luka terjadi, asam-asam amino ini adalah bahan dasar yang akan digunakan dalam pemulihan jaringan. Kortisol juga bekerja untuk mengurangi rasa sakit. Ketika jaringan dipulihkan maka akan meminimalisir zona terbuka bagi tubuh yang dapat diserang mikroorganisme parasit.
 
Demikianlah hormon kortisol bekerja dengan kaffah, sehingga ia dapat bekerja sebagai pasukan yang dapat menekan demam dengan kerja yang kompleks dan terorganisir dalam berbagai situasi. Pekerjaan ini semua adalah sebuah kebaikan yang Allah berikan kepada manusia yang lemah agar manusia dapat keluar dari masalah kehidupan yang mengancam nyawanya.
 
“… Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka, apakah kamu tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya).” (QS Al-Anam, 6: 80) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar