Sabtu, 14 Juli 2012

Ayah Kandung Bayi Sudah Bisa Diketahui Saat Ibu Hamil 3 Bulan

img  
Entah apa yang terjadi dengan nilai moral akhir-akhir ini, tetapi jumlah pria yang meragukan anak kandungnya mulai bertambah banyak. Untuk itu, sebuah perusahaan bioteknologi menciptakan tes darah yang dapat mengetahui siapa ayah kandung dari janin yang dikandung wanita saat kehamilanya baru berusia 3 bulan.

Tes darah yang dikembangkan perusahaan bioteknologi swasta bernama Ravgen Inc. di Maryland, Amerika Serikat ini dimaksudkan untuk menggantikan tes sebelumnya yang lebih berisiko bagi kehamilan. Tes sebelumnya perlu mengekstrak sel janin dari cairan ketuban atau plasenta sehingga berisiko menyebabkan keguguran.

"Tidak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandung dapat membuat kehamilan semakin menegangkan bagi sang ibu. Mengetahui siapa ayahnya memungkinkan ibu untuk membuat keputusan tentang kehamilannya. Kami telah mengembangkan sebuah metode yang sangat sederhana dan murah," kata Dr Ravinder Dhallan, ketua, CEO dan pendiri Ravgen Inc. seperti dilansir HealthDay, Kamis (3/5/2012).

Menurut Dhallan, sekitar 5% wanita yang diperkosa hamil, sehingga diperkirakan menghasilkan 32.000 kehamilan yang tidak diinginkan setiap tahunnya di Amerika Serikat.

Tes yang ada sebelumnya tidak dapat dilakukan sebelum usia kehamilan mencapai 10 - 15 minggu. Sayangnya, 80% aborsi sudah terjadi saat usia kehamilan belum mencapai 10 minggu.

Menurut Dhallan, tes seperti ini akan mencegah beberapa wanita membatalkan keputusan untuk menggugurkan bayinya sebelum mengetahui bayi yang dikandung dihasilkan dari perkosaan ataukah hubungan seks dengan pasangan yang dicintai.

Para ilmuwan di Ravgen menggunakan bahan kimia untuk menstabilkan DNA janin dalam darah ibu dan membaginya menjadi beberapa sampel untuk analisis. Dari hasil uji coba terhadap sampel darah yang dikumpulkan dari 30 orang ibu hamil, para peneliti dapat menentukan ayah kandung masing-masing janin dengan tepat. Hasil penelitian ini dimuat dalam New England Journal of Medicine.

30 tes darah tersebut dilakukan dari bulan Oktober 2007 sampai Januari 2010, dan ketepatan hasilnya dibuktikan setelah bayi dilahirkan dengan cara mengambil sel di bagian dalam pipi bayi untuk dianalisis DNA-nya. Usia rata-rata ibu yang diperiksa adalah 30 tahun, dan rata-rata usia kehamilan adalah 10 minggu ketika tes darah dilakukan.

Setiap sampel darah ibu dipasangkan dengan sampel darah dari ayah biologis yang disebutkan, kemudian secara acak dikelompokkan dengan salah satu dari 29 sampel dari pria lainnya. Setelah mengolah 3 sampel dalam setiap kelompok, peneliti dapat menentukan ayah dari seluruh bayi yang dikandung dengan membandingkan profil genetik DNA janin dalam darah ibu dengan profil DNA ayah.

Dhallan juga menegaskan bahwa tesnya ini tidak membutuhkan persetujuan US Food and Drug Administration. Meskipun tesnya tidak berlisensi agar dapat digunakan secara luas, ia akan membuat tes ini tersedia secara terbatas lewat kalangan dokter.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk menjalani prosedur ini dibanderol seharga 1.600 US$ atau sekitar Rp 14,6 juta. Tetapi jika peminatnya banyak, harganya mungkin masih bisa turun lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar