Kamis, 19 Juli 2012

10 Fakta Mengejutkan Tentang Migrain

img  
 Banyak orang sering terganggu oleh serangan migrain. Namun mungkin belum banyak yang mengetahui hal-hal penting yang berhubungan dengan migrain, termasuk terapi apa saja yang paling tepat untuk meredakannya.

Mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan migrain dapat membantu mengatasi gejala migrain yang dialami. Kira-kira hal-hal penting apa saja yang berhubungan dengan migrain?

Berikut 10 fakta mengejutkan tentang migrain seperti dikutip dari MSNHealth, Senin (2/1/2012):

1. Membuat catatan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan migrain yang pernah dialami
Membuat catatan mengenai waktu mulai terserang migrain cukup penting. Catatan tersebut dapat mengenai apa yang dilakukan sebelum terjadi migrain, makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 24 jam sebelumnya, dan siklus menstruasi. Hal tersebut dapat membantu untuk menentukan pemicu migrain yang dialami.

2.Olahraga dapat mencegah migrain
Menurut hasil penelitian baru, olahraga, aktivitas fisik, dan relaksasi secara rutin dapat mencegah terjadinya serangan migrain. Peserta penelitian yang berolahraga selama 40 menit, tiga kali per minggu mengalami penurunan gejala migrain. Para ahli berpendapat berkeringat dapat mengurangi hormon stres yang memicu sakit kepala. Hasil penelitian baru tersebut telah diterbitkan dalam journal Cephalalgia.

3. Migrain dapat terkait dengan menstruasi
Hormon-hormon yang mengontrol siklus menstruasi juga berkontribusi terhadap migrain. Banyak wanita mulai mengalami migrain ketika mereka memiliki periode menstruasi pertama atau ketika mulai hamil, dan mereda setelah menopause. Hormon dalam kontrasepsi oral juga sering mengubah keparahan dan frekuensi migrain.

4. Pengobatan migrain dapat menyebabkan sakit kepala
Ketika mengonsumsi obat penghilang rasa sakit lebih dari tiga kali per minggu untuk mengobati migrain, mungkin justru dapat menyebabkan sakit kepala. Akhirnya, dapat mengalami migrain kronis yang membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mereda setelah berhenti minum obat.

5. Migrain dapat diprediksi
Kebanyakan orang mengalami tanda-tanda peringatan awal dari suatu serangan yang akan terjadi. Rasa seperti mengidam makanan aneh, perubahan suasana hati, dan menguap yang tidak terkendali dapat terjadi hingga 24 jam sebelum terjadi serangan migrain. Satu dari lima penderita migrain akan mengalami gejala sensorik yang dikenal sebagai aura. Aura tersebut dapat termasuk lampu berkedip, bintik-bintik, mati rasa, atau sensasi seperti kilat.

6. Antidepresan dapat membantu memperbaiki mood
Obat-obatan antidepresan dapat menyebabkan perubahan kimia dalam otak yang dapat mengurangi risiko terkena migrain, bahkan jika tidak mengalami depresi atau stres.

7. Migrain dapat terjadi tanpa sakit kepala
Jika memiliki aura seperti gejala migrain tetapi tidak ada rasa sakit kepala berdenyut, ini mungkin masih termasuk migrain. Gejala lain termasuk mual, muntah, dan sembelit. Beberapa ahli berpendapat berbagai tanda-tanda yang tidak jelas penyebabnya, seperti demam, pusing, atau nyeri dapat merupakan gejala sakit kepala tanpa migrain.

8. Migrain berhubungan dengan 3 jenis makanan
Banyak makanan dapat memicu migrain, tetapi ada tiga penyebab umum. Salah satunya adalah makanan yang mengandung nitrat, termasuk hotdog dan daging. Tiramin dalam keju, ikan, dan produk kedelai dapat memicu migrain. Monosodium glutamat (MSG), penambah rasa dalam kaldu, sup, dan makanan cepat saji, juga dapat memicu migrain. Menghindari makanan tersebut dapat membantu mencegah serangan migrain.

9. Tidak ada obat khusus untuk migrain
Obat khusus untuk migrin memang tidak ada. Tetapi dokter dapat mengelola kondisi dan mengurangi dampak migrain yang kita dialami. Kebanyakan orang menggunakan dua pendekatan, yaitu bertindak cepat dengan obat untuk menghentikan migrain, dan perubahan gaya hidup dan pengobatan pencegahan untuk mencegah serangan migrain berikutnya.

10. Botox dan pijat dapat menjadi pengobatan untuk migrain
Perkembangan pengobatan migrain, termasuk merangsang saraf dekat otak, suntikan dengan toksin botulisme, terapi kraniosakral, atau pemijatan secara lembut pada leher, kepala, dan tulang belakang. Beberapa pendekatan pengobatan tersebut dapat membantu meredakan gejala migrain yang dialami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar