Minggu, 24 Juni 2012

Inilah 5 Terapi Pemijatan untuk Menyembuhkan Nyeri Badan

Duduk terlalu lama dapat menyebabkan nyeri badan. Body massage atau pijat dapat menjadi cara alternatif untuk menghilangkan nyeri badan akibat otot-otot yang tegang. Berikut adalah lima pemijatan terbaik yang paling sering direkomendasikan untuk menghilangkan rasa nyeri badan, seperti dilansir oleh situs Bold Sky.

1. Thai Massage
Terapi pemijatan yang dijadikan obyek wisata Bangkok ini pemijatan didasari dengan prinsip yang menyelaraskan energi-energi dalam tubuh. Thai Massage dilakukan dengan menggunakan jari-jari dan batu hitam untuk menekan titik-titik pada bagian tubuh yang berguna untuk membuat badan Anda terasa lebih rileks.

2. Hot Stone Massage
Jika tubuh Anda nyeri karena otot kaku, maka Hot Stone Massage dapat menjadi pilihan tepat. Pemijatan ini juga terkenal dengan Kerala Massage yang berasal dari India. Batu-batu halus dengan berbagai ukuran yang akan dipakai dalam proses pemijatan dipanaskan terlebih dahulu, kemudian diletakan di atas tubuh Anda untuk mengurangi rasa sakit.

3. Deep Tissue Massage
Target dari Deep Tissue Massage yaitu pada jaringan bawah kulit. Teknik yang dipakai berupa pukulan dan gesekan, serta dapat membantu Anda sembuh dari cidera. Deep Tissue Massage ini sering menjadi rekomendasi medis untuk menghilangkan rasa sakit.

4. Aromatherapy Massage
Terapi pemijatan ini berpegang pada perangsangan indera untuk menyembuhkan rasa nyeri pada badan. Berbagai jenis minyak aromaterapi yang digunakan bertujuan untuk merenggangkan otot-otot serta menyegarkan tubuh dan suasana hati Anda.

5. Swedish Massage
Pemiijatan ini merupakan body massage yang paling umum dari keempat diatas. Swedish Massage merupakan pemijatan di seluruh tubuh dengan gerakan meremas dan meninju secara ringan untuk menghilangkan rasa sakit.

Jika Anda memiliki rasa nyeri badan yang telah berkepanjangan, ada baiknya Anda mencoba keempat pemijatan di atas. Meskipun dapat menyembuhkan, Swedish massage hanya menyembuhkan secara umum. Nyeri yang konsisten memerlukan pendekatan yang lebih khusus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar